Liputan6.com, Peshawar - Kelompok militan Taliban tengah menjadi sorotan dunia atas aksi penyerangan yang mereka lakukan di sekolah militer Army Public School and Degree College di Peshawar, Pakistan pada Selasa 16 Desember 2014 lalu. Betapa tidak, serangan membabi buta itu mengakibatkan 148 orang tewas, termasuk 132 anak-anak yang tak berdosa.
Seolah belum puas dengan aksinya, Taliban kembali menebar ancaman kepada warga Pakistan agar menjauhi apapun yang terkait dengan militer. Jika tidak, mereka tak segan-segan menyerang.
Selain itu, Taliban merilis foto anggota mereka yang melakukan penyerangan di sekolah militer. Ada 7 anggota yang diperlihatkan. Namun yang terlihat jelas ada 6 pelaku.
Seperti dimuat The Independent, Kamis (18/12/2014), Taliban juga mengatakan aksi brutal mereka di sekolah sebagai balasan atas serangan militer yang sebelumnya telah membuat anak dan keluarga mereka tewas.
Sementara itu, pemakaman massal bagi ratusan jasad baru saja dilakukan oleh pemerintah Pakistan hari Rabu 17 Desember 2014. Penguburan dilaksanakan setelah jasad kepala sekolah, Tahira Qazi ditemukan di antara puing-puing reruntuhan sekolah.
Menurut juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asim Bajwa, kepala sekolah itu tewas terkena granat saat sedang bersembunyi di kamar mandi. "Awalnya dia berada di ruangannya, lalu lari ke gedung bagian administasi dan bersembunyi di toilet."
Atas kekejaman ini, Perdana Menteri (PM) Pakistan Nawaz Sharif memutuskan untuk mencabut moratorium hukuman mati atas kasus terorisme. Dengan kata lain, hukuman mati akan kembali berlaku bagi para teroris di negara tersebut, sebagai wujud ketegasan pemerintah kepada para pelaku teror.
Selain itu, Pakistan menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari dan di India semua sekolah mengheningkan cipta selama dua menit untuk memberikan penghormatan kepada para korban.
Banyak pemimpin negara yang mengutuk serangan ini dan bahkan kelompok Taliban di Afghanistan mengeluarkan kecaman. Ini merupakan serangan Taliban paling mematikan di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir. (Riz)
Foto 6 Anggota Taliban Pembantai 132 Anak di Sekolah Pakistan
Atas kekejaman ini, PM Pakistan Nawaz Sharif memutuskan mencabut moratorium atau penghentian sementara hukuman mati untuk teroris.
Diperbarui 18 Des 2014, 01:38 WIBDiterbitkan 18 Des 2014, 01:38 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polda Jatim Naikan Status Perkara SHGB Laut Sidoarjo jadi Penyidikan
Cara Membahagiakan Orangtua di Alam Kubur jelang Ramadhan, Penjelasan KH Nasaruddin Umar
Hasil LaLiga: Tanpa Bellingham, Real Madrid Sikat Girona
3 Kiper Terburuk Manchester United Sepanjang Sejarah: Andre Onana Selamat dari Daftar
Menteri Hukum Bantah Intervensi Kehakiman oleh Presiden Prabowo Subianto
Inilah Asal-usul Nama Kawasan Sukamiskin
Arti Mimpi Dimarahi Orang: Makna dan Tafsir yang Perlu Diketahui
Viral, Pengendara Motor Tantang Kereta Api di Probolinggo Berakhir Innalillahi
Mimpi Memakai Gelang Emas Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya
Bulog Banyuwangi Targetkan Serap 53.000 Ton Gabah dari Petani
AHY soal Posisi Bendum Demokrat: Disampaikan di Kongres
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Manchester City vs Liverpool 23 Februari 2025, Segera Dimulai