Petunjuk Baru Soal Misteri Inti Bumi

Para periset dari China dan Amerika Serikat berpendapat, inti terdalam Bumi ternyata terdiri dari 2 bagian.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 10 Feb 2015, 15:49 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2015, 15:49 WIB
Inti terdalam Bumi
Inti terdalam Bumi (BBC)

Liputan6.com, Urbana-Champaign - Dengan usianya yang 4,5 miliar tahun, Bumi yang kita tempati ini masih menjadi misteri terbesar bagi manusia. Salah satu yang sedang dicari jawabannya adalah, apakah gerangan yang ada di inti Planet Biru?  

Penelitian sebelumnya mengungkap, inti Bumi diperkirakan mencapai 6.000 derajat Celcius. Sepanas permukaan Matahari.

Baru-baru ini, sejumlah ilmuwan mendapatkan petunjuk lain. Para periset dari China dan Amerika Serikat berpendapat bahwa inti terdalam Bumi ternyata memiliki area lain pada pusatnya. Bukan satu kesatuan.

Tim ahli yakin, struktur kristal logam (iron crystal) di sana berbeda dari yang ditemukan di lapisan luar dari inti tersebut. Laporan tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Geoscience.

Namun, karena tak mungkin mengebor inti Bumi, susunan inti itu masih jadi sesuatu yang misterius.

Jadi, sebagai gantinya, para ilmuwan menggunakan gema yang dihasilkan oleh gempa bumi untuk mempelajari inti planet manusia -- dengan cara menganalisis perubahannya saat resonansi merambat melalui lapisan Bumi yang berbeda.

"Gelombang terpantul bolak-balik dari satu sisi Bumi ke sisi lainnya," kata Profesor Xiaodong Song, dari  University of Illinois di Urbana-Champaign seperti dikutip dari BBC, Selasa (10/2/2014).

Sang profesor dan koleganya di China mengatakan, data tersebut menunjukkan bahwa inti Bumi -- wilayah padat seukuran Bulan -- terdiri dari 2 bagian.

Data gelombang seismik menunjukkan, kristal dalam 'inti dalam' memiliki arah selaras timur ke barat, lalu berbalik, jika dilihat dari atas Kutub Utara. Sementara, inti luar berbaris dari utara ke selatan.

 



Lantas, apa pentingnya temuan baru tentang inti Bumi itu?

"Fakta bahwa kami menemukan struktur yang tak sama pada daerah yang berbeda dari inti, memberitahukan pada kita tentang sejarah Bumi yang teramat panjang," kata Profesor Song.

Inti Bumi, yang berada di kedalaman lebih dari 5.000 km di bawah permukaan tanah, mulai mengeras sekitar 1 miliar tahun lalu. Dan terus tumbuh sekitar 0,5 mm per tahun.

Temuan bahwa inti Bumi memiliki kristal dengan alur yang berbeda menunjukkan, proses pembentukannya dalam kondisi berbeda-beda. Planet Manusia, mungkin telah mengalami perubahan dramatis selama periode ini.

Mengomentari hasil riset tersebut, Profesor Simon Redfern dari University of Cambridge mengatakan,"pembuktian jauh ke dalam hingga inti padat bagian dalam, seperti melacak masa lalu, ke masa awal pembentukan Bumi."

Meski sejumlah orang telah menyadari perbedaan rambatan gelombang seismik di bagian luar inti dalam. "Namun tak pernah ada mengusulkan soal alur kristal logam yang membentuk wilayah ini serong atau tak sama dibandingkan dengan bagian luar .

Jika benar itu yang terjadi, bisa berarti ada kekuatan dahsyat ikut andil.

Apalagi, penelitian lain menunjukkan bahwa medan magnet bumi mungkin telah mengalami perubahan sekitar setengah miliar tahun yang lalu, beralih antara sumbu khatulistiwa dan sumbu kutub.

"Bisa jadi bahwa alur yang aneh dalam inti terdalam menjelaskan jejak palaeomagnetik dari batuan kuno yang ada dekat khatulistiwa sejak setengah miliar tahun yang lalu,"  kata dia.

Namun, untuk saat ini, kata Redfern, hasil penelitian tim Profesor Song membutuhkan pengujian lain untuk menganalisis sifat seismik inti terdalam Bumi.

Sebab, tidak ada penelitian sebelumnya yang menghasilkan kesimpulan serupa. Sebagai pembanding. (Ein/Riz)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya