Liputan6.com, Athena 19 orang imigran gelap ditakutkan hilang dan mati tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik dan karam di perairan Yunani. Kapal yang membawa 40 orang ini terbalik di antara Kepulauan Agathonisi dan Farmakonisi, Yunani, 16 kilometer dari perairan Turki.
Menurut juru bicara PBB untuk pengungsi, Stella Nanau, satu orang dinyatakan tewas, 21 selamat, 18 masih hilang. "Kami memperikirakan mereka tewas. Sejauh ini kami belum tahu kebangsaan mereka," kata dia seperti dikutip Guardian.
Dalam pertengahan tahun 2015 ini ada sekitar 68.000 imigran--kebanyakan dari Suriah, Afghanistan, dan Irak--melakukan perjalanan penuh risiko dari Turki ke Yunani. Jumlah ini membengkak dua kali lipat dari 2014.
Di tengah ketidakpastian ekonomi Yunani, kedatangan imigran gelap tentu saja membuat pejabat lokal sakit kepala. "Pulau kami sudah tidak mungkin mengurusi orang-orang yang datang ke sini. Kami sudah tidak bisa menolong mereka," kata Thanassis Andreotis, Kepala Kepulauan di Levos.
Para imigran gelap ini lebih memilih jalur Turki lalu ke Yunani sebagai gerbang Eropa yang relatif lebih aman dibanding memilih jalur Libya untuk ke Italia.
"Secara kejiwaan, perjalanan (lewat Turki ke Yunani) adalah perjalanan yang paling berat selama hidupku," kata Wajuih, seorang fotografer dari Suriah yang berhasil masuk ke Yunani dengan kapal awal tahun lalu. "Saya belum pernah naik perahu yang begitu kecil. Andai saja perahu itu bocor dan kemasukan air, kami akan terdampar di air dan tentu saja bencana. Belum lagi ada enam anak dan sembilan perempuan," katanya mengenang perjalanan hidupnya.
Tapi semakin banyak orang-orang dari Suriah mengambil risiko untuk masuk ke Yunani. Hal ini karena perang sipil Libya membuat perjalanan lebih bahaya dan berisiko.
"Perjalanan lewat Turki dan Yunani memang lebih dekat tapi tetap saja berbahaya. Yang mereka butuhkan adalah rute legal untuk masuk Eropa, sehingga orang tidak mati sia-sia," kata juru bicara PBB untuk pengungsi, Laura Padoan.
Yunani sekarang sedang menghadapi bencana ekonomi luar biasa dan mereka sendiri mempunyai masalah kemanusiaan. Yunani tidak bisa sendirian untuk masalah penyelundupan manusia ini. Masalah ini butuh respons dari seluruh negara-negara Eropa.
"Mayoritas migran ilegal yang datang ke Yunani bukanlah migran ekonomi, tapi mereka ini pencari suaka. Lebih dari 60% yang datang ke Yunani adalah orang Suriah," kata Laura. (Rie/Ein)
19 Imigran Gelap Hilang Setelah Kapal Terbalik di Perairan Yunani
19 orang imigran gelap ditakutkan hilang dan tewas tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik dan karam di perairan Yunani.
diperbarui 08 Jul 2015, 10:58 WIBDiterbitkan 08 Jul 2015, 10:58 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 Jawa Tengah - DIYAsam Urat Tinggi? Coba Aneka Jus Ini
4 Jawa Tengah - DIYInilah 5 Makanan di Sekitar Kita yang Bisa Turunkan Kolesterol
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kebakaran Kembali Landa Permukiman di Manggarai Jaksel, 27 Unit Mobil Damkar Dikerahkan
Jurus PLN EPI Kurangi Emisi Karbon di Jakarta
Kebakaran Hebat Landa Gudang Mebel di Tambun Bekasi, 12 Unit Damkar Diterjunkan
Apa Arti Masyaallah Tabarakallah: Makna, Manfaat, dan Waktu Mengucapkannya yang Tepat
Rencana Menhut Raja Juli Antoni Buka 20 Juta Hektare Hutan untuk Pangan dan Energi Disorot Media Jepang
Indonesia Bakal Punya 10 Kejuaraan Pacuan Kuda Sepanjang 2025
Peneliti UGM Desak Pemerintah Awasi Harga Tiket Jelang Lebaran
Hasil LaLiga Barcelona vs Alaves: Menang 1-0, El Azulgrana Dekati Real Madrid
Program 3 Juta Rumah Bisa Bantu Atasi Kelebihan Pasokan Semen
Cara PHE ONWJ Hijaukan Pesisir Pantai
Kebakaran Terjadi di Belakang Ponpes Yapink Tambun Bekasi
China Kecam Aturan Tarif Baru Donald Trump, Bertekad Ambil Tindakan Balasan