19 Imigran Gelap Hilang Setelah Kapal Terbalik di Perairan Yunani

19 orang imigran gelap ditakutkan hilang dan tewas tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik dan karam di perairan Yunani.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 08 Jul 2015, 10:58 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 10:58 WIB
Kapal berisi Imigran Masuk Yunani
Kapal berisi imigran yang nyaris terbalik, masuk ke Yunani. (Reuters)

Liputan6.com, Athena 19 orang imigran gelap ditakutkan hilang dan mati tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik dan karam di perairan Yunani. Kapal yang membawa 40 orang ini terbalik di antara Kepulauan Agathonisi dan Farmakonisi, Yunani, 16 kilometer dari perairan Turki.

Menurut juru bicara PBB untuk pengungsi, Stella Nanau, satu orang dinyatakan tewas, 21 selamat, 18 masih hilang. "Kami memperikirakan mereka tewas. Sejauh ini kami belum tahu kebangsaan mereka," kata dia seperti dikutip Guardian.

Dalam pertengahan tahun 2015 ini ada sekitar 68.000 imigran--kebanyakan dari Suriah, Afghanistan, dan Irak--melakukan perjalanan penuh risiko dari Turki ke Yunani. Jumlah ini membengkak dua kali lipat dari 2014.

Di tengah ketidakpastian ekonomi Yunani, kedatangan imigran gelap tentu saja membuat pejabat lokal sakit kepala. "Pulau kami sudah tidak mungkin mengurusi orang-orang yang datang ke sini. Kami sudah tidak bisa menolong mereka," kata Thanassis Andreotis, Kepala Kepulauan di Levos.

Para imigran gelap ini lebih memilih jalur Turki lalu ke Yunani sebagai gerbang Eropa yang relatif lebih aman dibanding memilih jalur Libya untuk ke Italia.

"Secara kejiwaan, perjalanan (lewat Turki ke Yunani) adalah perjalanan yang paling berat selama hidupku," kata Wajuih, seorang fotografer dari Suriah yang berhasil masuk ke Yunani dengan kapal awal tahun lalu. "Saya belum pernah naik perahu yang begitu kecil. Andai saja perahu itu bocor dan kemasukan air, kami akan terdampar di air dan tentu saja bencana. Belum lagi ada enam anak dan sembilan perempuan," katanya mengenang perjalanan hidupnya.

Tapi semakin banyak orang-orang dari Suriah mengambil risiko untuk masuk ke Yunani.  Hal ini karena perang sipil Libya membuat perjalanan lebih bahaya dan berisiko.

"Perjalanan lewat Turki dan Yunani memang lebih dekat tapi tetap saja berbahaya. Yang mereka butuhkan adalah rute legal untuk masuk Eropa, sehingga orang tidak mati sia-sia," kata juru bicara PBB untuk pengungsi, Laura Padoan.

Yunani sekarang sedang menghadapi bencana ekonomi luar biasa dan mereka sendiri mempunyai masalah kemanusiaan. Yunani tidak bisa sendirian untuk masalah penyelundupan manusia ini. Masalah ini butuh respons dari seluruh negara-negara Eropa.

"Mayoritas migran ilegal yang datang ke Yunani bukanlah migran ekonomi, tapi mereka ini pencari suaka. Lebih dari 60% yang datang ke Yunani adalah orang Suriah," kata Laura. (Rie/Ein)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya