Liputan6.com, Jakarta - Sebuah objek sepuhan awalnya disangka sebagai barang peninggalan Yahudi kuno. Ternyata, itu sesungguhnya teknologi pemancar energi yang diciptakan kaum New Age -- kepercayaan spiritual dan keagamaan yang muncul mulai periode 70-an.
Objek berlekuk ini diterima Israel’s Antiquities Authority (IAA) 6 bulan setelah ditemukan oleh pekerja pemeliharaan, di dalam bangunan tua di pemakaman yang tak diketahui namanya di Jerusalem.
Baca Juga
Pada edisi Global, Jumat (25/12/2015), berita tentang penemuan benda bersepuh emas telah menjadi sorotan pembaca Liputan6.com. Di samping itu dua berita lain, yaitu lelang koin yang salah cetak dan penemuan lemak daging yang bisa digunakan sebagai bahan bakar bus.
Advertisement
Selengkapnya Top 3 Global:
1. Misteri Objek Bersepuh Emas yang Ditemukan Tahun 70-an
Beberapa periset percaya objek itu bisa saja merupakan harta karun dari kuil Yahudi yang tersembunyi di Valley of the Cross, bagian Barat Jerusalem. Ahli religi maupun ilmiah pun turut meneliti.
Tanpa petunjuk lanjutan, IAA mempublikasikan benda seberat 8 kg itu kepada publik lewat laman Facebook.
Dari 300 orang yang merespons naik banding, salah satunya berhasil mengidentifikasi objek tersebut.
Objek itu ternyata dikenal dengan nama 'Weber Isis Beamer', alat pelindung energi dari 50 tahun lalu yang dijual online oleh firma Weber, Jerman. Weber memang dikenal kerap menjual serangkaian peralatan dan sistem energi alam dan teknologi.
2. Uang Koin 'Salah Cetak' Ini Dilelang Rp 136 Juta
Sebuah benda aneh datang ke pelelangan, paku gepeng di bagian tengah, dan ada cap uang koin.
Benda itu dimiliki oleh Heritage Auctions, rumah pelelangan yang bermarkas di New York. Belakangan diketahui bahwa sebentuk gambar 'koin' Roosevelt di paku itu dijual.
Paku yang digunakan bukan paku istimewa, terbuat dari zinc yang biasa digunakan untuk atap rumah. Namun, paku dengan cetakan uang koin itu dihargai fantastis US$10.000 sekitar Rp 136 juta).
3. Canggih! Lemak Daging Jadi Bahan Bakar Bus
Kota London, yang dikenal dengan bus tingkat duanya--double decker, sudah membuat keputusan ramah lingkungan, dengan sepertiga busnya dijalankan dengan bahan limbah yang didaur ulang.
Salah satu dari bahan limbah tak terduga yang digunakan untuk menjalankannya adalah tallow--lemak daging.
Walau menggelikan, keputusan dari TfL ini ramah lingkungan sekaligus tak memakan biaya. Bus tidak memerlukan perubahan dalam mesinnya untuk bisa ditenagai oleh diesel B20.