Burkino Faso Memanas, Pasangan Dokter dari Australia Diculik

Penculikan tersebut terjadi selang beberapa jam dari serangan Hotel Splendid. Belum diketahui apakah penculikan bagian dari aksi itu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 17 Jan 2016, 10:24 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2016, 10:24 WIB
20160116-Lagi, Teror Berdalih Agama Menyerang dan Menyandera Warga Burkina Faso
Petugas keamanan saat bersembunyi dibalik sebuah mobil saat terjadi penyanderaan yang dilakukan suatu kelompok radikal di Splendid, Ouagadougou, Burkina Faso, Jumat (15/1). (REUTERS / Reuters TV)

Liputan6.com, Jakarta Dua warga negara Australia, seorang dokter dan istrinya diculik sekelompok teroris. Penculikan itu dibenarkan oleh menteri dalam negeri negera tersebut. Penculikan tersebut terjadii selang beberapa jam dari serangan Hotel Splendid di ibukota yang menewaskan 27 orang dari 18 warga negara.

Menurut dinas intelejen mengatakan dua warga Australia itu bernama Ken dan Jocelyn Elliot. Mereka adalah pasangan suami istri berusia 80-an dari Perth yang telah tinggal di Djibo sejak 1972.

Pasangan itu bukan sembarang warga biasa. Mereka disebut sebagai malaikat di Djibo karena telah membuat fasilitas medis dengan 120 tempat tidur. Elliot adalah satu-satunya dokter di Friends of Burkina Faso Medical Clinic. Di situ, tiap bulan ia mengoperasi pasien sebanyak 150 orang.

Juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan para teroris menculik pasangan tersut di kota Baraboule, di Provinsi Soum.

Para penculik lewat pesan singkatnya mengatakan keduanya masih hidup dan akan segera dibebaskan.

Kementerian Luar Negeri Australia menyadari kasus itu namun enggan berkomentar lebih lanjut.

"Pos terdekat kami berada di Accra, Ghana, telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk kasus penculikan ini. Kami tidak akan berkomentar lebih dalam lagi," begitu pernyataan Kemenlu Australia seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu 16 Januari 2016.

Emirat of Sahara adalah cabang dari Al Qaeda Islamic Maghreb (AQIM) yang beroperasi di utara Mali. Belum diketahui apakah aksi mereka merupakan bagian dari aksi penyerangan ke hotel itu atau tidak. Dalam serangan itu 27 orang dari 18 warganegara yang berbeda tewas.

4 teroris tewas dalam insiden itu. Pihak keamanan berhasil melepaskan 150 sandera, termasuk 33 yang terluka dari Hotel Spledid yang populer sebagai tempat tinggal staf PBB serta warga asing.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya