Putin Dituding sebagai Otak Pembunuhan Mata-mata Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan tudingan itu sama sekali tidak ada dasar.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 21 Jan 2016, 18:50 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 18:50 WIB
20150903-Kemeriahan Parade Militer China Warnai Peringatan 70 Tahun Berakhirnya PD II
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di Gerbang Tiananmen saat parade militer untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Beijing, China, Kamis (3/9/2015). (REUTERS/cnsphoto)

Liputan6.com, London - Pada 2006 lalu, mantan anggota Intelijen Rusia (KGB), Alexander Litvinenko meninggal dunia secara misterius di London. Kematian Litvinenko sampai saat ini masih misterius.

Namun, menurut Pengadilan Tinggi Inggris, pria yang meninggal di usia 43 tahun tersebut diracun atas persetujuan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Munculnya kemungkinan sementara ini disambut baik istri dari almarhum Litvinenko, Marina. Dia mengaku lega, kebenaran mulai terungkap.

"Kata-kata terakhir sebelum suami saya meninggal di atas tempat tidurnya, mengenai keterlibatan Putin, akhirnya berhasil dibuktikan Pengadilan Inggris," ucap Marina seperti dikutip dari BBC, Kamis (21/1/2016).

Marina pun meminta agar Putin dan Rusia dihukum. Tidak hanya itu, dia mendorong agar komunitas internasional tidak membiarkan Putin keluar dari Negeri Beruang Merah.

Tudingan kepada Putin segera dikomentari Kementerian Luar Negeri Rusia. Mereka menyebut kesimpulan tersebut mengada-ada.

"Hal itu sudah dipolitisasi," ucap keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia.

Litvinenko merupakan mantan anggota KGB. Namun, tiba-tiba dia berubah menjadi pengritik keras Kremlin.

Pada 23 November 2006, Litvinenko meregang nyawa, 3 pekan usai bertemu dan minum teh bersama dua koleganya, Andrei Lugovoi dan Dmitri Kovtun.

Diduga kuat, teh yang diminum Litvinenko telah dimasukan racun polonium yang sangat berbahaya.

Polonium tersebut diduga dicampurkan di tehnya di sebuah restoran.

Racun yang sama diduga digunakan untuk menghabisi nyawa pemimpin Palestina, Yasser Arafat.

Arafat meninggal dunia pada 11 November 2004. Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Militer Percy, Prancis pada usia 75 tahun.  Kala itu, kematiannya disebut akibat penyakit misterius. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya