Liputan6.com, Mathura - Setidaknya 24 orang dilaporkan tewas dan 40 lainnya terluka dalam bentrokan yang terjadi di antara polisi dan penghuni liar di Kota Mathura, India utara.
Bentrokan berdarah itu terjadi pada Kamis 2 Juni lalu ketika polisi berusaha mengusir sejumlah anggota sebuah sekte yang telah menduduki taman secara ilegal selama dua tahun. Demikian dilansir BBC, Jumat (3/6/2016).
Baca Juga
Terdapat dua anggota polisi yang tewas dalam peristiwa tersebut.
Kepala Kementerian Negara Bagian Uttar Pradesh Akhilesh Yadav memerintahkan penyelidikan atas insiden itu.
Sementara itu, seorang pejabat kepolisian, Daljit Chaudhary mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 3.000 orang berkumpul dan mencegah polisi mengambil alih taman dari para pengunjuk rasa.
Menurut Chaudhary, anggota polisi terpaksa melepas tembakan setelah beberapa demonstran lebih dulu menembaki mereka.
"Beberapa orang tewas karena terkena tembakan polisi, tapi 11 lainnya tewas dalam kebakaran yang disebabkan oleh tabung gas," jelas Chaudhary.
"Lebih dari 300 orang telah ditangkap dan situasi kini terkendali. Polisi telah menyita sejumlah senjata api dari taman," imbuhnya.
Para pengunjuk rasa, menyebut diri mereka 'revolusioner' dan menyerukan perubahan konstitusi di India. Mereka menuntut pemerintah menghapuskan jabatan perdana menteri dan presiden.
Tak hanya itu, mereka juga menuntut agar 40 liter bensin dapat dijual dengan harga 1 rupee atau setara Rp 201.
Advertisement