Liputan6.com, Istanbul - Insiden teror mematikan terjadi di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki. Data terakhir menyebut, 28 orang tewas dan 60 lainnya cedera dalam bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang itu.
Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag mengatakan, dua pelaku bom bunuh diri juga tewas dalam kejadian itu. "Pelaku pertama memberondongkan Kalashnikov lalu meledakkan dirinya di muka bandara," kata dia seperti dikutip dari CNN, Rabu (29/6/2016).
Setidaknya dua bom diledakkan. Pertama di luar terminal, di trotoar. Satu lainnya di gerbang pengamanan di pintu masuk bandara.
Aparat mengatakan, tak ada bom yang meledak di dalam gedung bandara.
Seorang pejabat keamanan mengatakan, polisi menembak para tersangka bom Istanbul di dekat terminal internasional -- dalam upaya menghentikan aksi sadis mereka.
Sementara itu, video yang menyebar di sosial media menunjukkan situasi panik di dalam bandara, di mana para pengunjung terlihat tiarap di lantai.
Kemudian, terdengar teriakan seorang pria, "Tiarap! Tiarap!" Seseorang juga berteriak ketika berondongan tembakan terdengar.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara, ibukota Turki mengirimkan petugas konsulernya menuju lokasi kejadian, untuk mencari tahu adakah warga AS yang menjadi korban bom Turki.
Sejauh ini, menurut Departemen Luar Negeri AS, belum ada indikasi warganya masuk dalam daftar korban.
Ledakan bom Turki terjadi di malam musim panas yang hangat di bandara ke-11 tersibuk di muka Bumi -- dalam hal lalu lintas penumpang.
Ataturk adalah bandara modern dan indah. Ada sejumlah butik dan gerai dari Amerika Serikat dan Eropa di dalamnya. Semua orang -- dengan berbagai warna kulit, penampilan, dan asal usul bisa ditemui di sana.
Seperti halnya Istanbul yang kosmopolitan, orang-orang dari penjuru dunia bertemu di Bandara Atarturk.
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.