Rusuh Pecah Menentang Penggusuran di Jerman, 123 Polisi Terluka

Ratusan polisi terluka sementara 86 orang ditahan terkait aksi unjuk rasa yang terbesar dalam lima tahun terakhir di Jerman.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Jul 2016, 12:19 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2016, 12:19 WIB
Demonstrasi berakhir ricuh di Jerman setelah para pengunjuk rasa melakukan sejumlah aksi anarki
Demonstrasi berakhir ricuh di Jerman setelah para pengunjuk rasa melakukan sejumlah aksi anarki (BBC)

Liputan6.com, Berlin - Sebanyak 123 polisi terluka dalam demonstrasi yang digelar ekstremis sayap kiri. Mereka menolak penggusuran dan penertiban penghuni liar yang dilakukan untuk pembangunan kembali distrik di timur Jerman, Friedrichshain.

Seperti dilansir BBC, Senin (11/7/2016) unjuk rasa itu melibatkan 3.500 demonstran. Mereka membuat barikade di Friedrichshain.

"Beberapa orang bertopeng dan melemparkan rudal. Protes ini merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir," ujar polisi.

Sekitar 1.800 polisi dari empat unit federal berbeda dikerahkan dalam aksi protes. Awalnya, demonstrasi berlangsung damai namun tiba-tiba saja pengunjuk rasa mulai melemparkan botol dan batu ke arah petugas.

"Kurang lebih 86 orang ditangkap," jelas polisi.

Tak hanya itu, aksi anarki juga ditunjukan demonstran dengan merusak mobil polisi dan memecahkan kaca-kaca di sejumlah toko.

Ketegangan dilaporkan meningkat sejak awal Juni lalu, di mana para penghuni liar mulai ditertibkan. Sementara, gentrifikasi --perpindahan warga kelas menengah ke kota yang baru modern-- telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Para penghuni liar disebut menolak meninggalkan kawasan blok 94 Rigaer Strasse di mana sejak Juni lalu area tersebut terus dipantau pihak polisi.

Sejumlah warga yang menghuni kawasan itu kabarnya menaruh simpati atas mereka sehingga menyuarakan dukungan anti-pemerintah.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya