Agar Tak Ditolak Masuk AS, Ini Imbauan Kuwait untuk Warganya

Imbauan ini muncul setelah tiga warga negara Kuwait ditolak masuk ke Negeri Paman Sam pada Juli lalu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Sep 2016, 08:15 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 08:15 WIB
Ilustrasi Orang Menggunakan Handphone
Ilustrasi Orang Menggunakan Handphone. Foto: Shutterstock/file404

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kuwait mengimbau warganya yang hendak bepergian ke Amerika Serikat (AS) untuk memastikan bahwa ponsel mereka tidak memuat segala sesuatu yang terkait dengan ISIS.

Peringatan ini mencuat setelah pada Juli lalu tiga warga negara itu ditolak masuk ke Negeri Paman Sam.

Seperti dikutip dari Telegraph Senin (5/9/2016), kantor berita KUNA mengutip pernyataan Kedutaan Besar Kuwait di Washington yang mengatakan bahwa pihak berwenang di beberapa bandara di AS kemungkinan akan memeriksa isi ponsel atau perangkat elektronik lainnya.

"Kedutaan besar Kuwait di Washington mendesak setiap warga untuk memastikan bahwa ponsel mereka tidak mengandung hal-hal termasuk foto terkait dengan daerah konflik atau organisasi teroris atau rekaman kekerasan lainnya sebelum memasuki wilayah AS," sebut KUNA mengutip pernyataan Kedubes Kuwait di Washington.

"Ini demi mencegah pelajar atau warga dari interogasi oleh pihak berwenang di bandara AS dan untuk menghindari tindakan apapun terhadap mereka yang dapat membatalkan visa dan melarang mereka memasuki wilayah AS," kata imbauan tersebut.

Surat kabar berbahasa Arab, al-Rai melaporkan pada Juli lalu terdapat tiga pengusaha Kuwait yang diinterogasi selama 21 jam di bandara Los Angeles. Ponsel mereka kabarnya diperiksa sebelum akhirnya mereka dipulangkan.

Peristiwa ini merupakan yang kedua kalinya terjadi sepanjang 2016. Sementara itu Uni Emirat Arab yang merupakan salah satu sekutu dekat AS telah lebih dulu mengimbau warganya untuk menghindari mengenakan pakaian tradisional berupa jubah putih dan serban ketika bepergian ke luar negeri.

Pasalnya, seorang pengusaha pernah 'diringkus' di Avon, Ohio hotel. Ia diduga sebagai anggota kelompok teroris ISIS.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya