Kali Pertama dalam 30 Tahun, Presiden China Kunjungi Bangladesh

Ia merupakan pemimpin China yang pertama kali menginjakkan kaki di Dhaka dalam 30 tahun terakhir.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Okt 2016, 16:52 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2016, 16:52 WIB
Presiden China, Xi Jinping
Presiden China, Xi Jinping (Reuters)

Liputan6.com, Dhaka - Presiden China, Xi Jinping melakukan lawatan bersejarah ke Bangladesh. Ini merupakan kali pertama dalam 30 tahun terakhir pemimpin Tiongkok menginjakkan kaki di Dhaka.

Oleh media China, kunjungan Presiden Xi Jinping disebut sebagai 'tonggak' diplomatik dalam 'makna sejarah' karena kedua negara akan menandatangani 21 kesepakatan investasi di mana nilainya mencapai US$ 40 miliar. Demikian seperti dikutip dari Time, Jumat (14/10/2016).

Sementara itu menurut Reuters, China juga akan menandatangani pemberian pinjaman sekitar US$ 24 miliar kepada Bangladesh. Sejauh ini nilai tersebut merupakan kredit asing terbesar bagi negara yang dipimpin oleh Presiden Abdul Hamid itu.

Kesepakatan tersebut muncul setelah sejumlah investasi yang dilakukan perusahaan China di Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir. Termasuk di antaranya investasi oleh perusahaan manufaktur Jiangsu Etern Co. sebesar US$ 1,1 miliar dan China Railway Group senilai US$ 3,1 miliar untuk pembangunan rel kereta sepanjang 170 kilometer yang menghubungkan Dhaka ke sejumlah kota di barat daya.

Bangladesh sejak lama telah menjadi salah satu sekutu terkuat India di kawasan. Namun para ahli meyakini bahwa New Delhi tidak mampu mengimbangi kemurahan hati Beijng.

Ketika disinggung terkait kunjungan Presiden Xi Jinping, Menteri Luar Negri Bangladesh, Abul Hassan Mahmood Ali mengatakan, pihaknya tidak melihat lawatan bersejarah ini akan secara signifikan mempengaruhi hubungan Bangladesh-India.

Sebelum mengunjungi Bangladesh, Presiden Xi Jinping lebih dulu melawat ke Kamboja dan akan berakhir di India. Di Negeri Hindustan itu ia dijadwalkan akan menghadiri KTT BRICS.

China dan India telah terlibat konflik bersenjata di kawasan perbatasan sejak 1962. Keduanya juga bersengketa wilayah di Kashmir.

Tiongkok juga geram dengan kebijakan India yang memutuskan menampung pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama. Ia diketahui tinggal di Dharamsala, India.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya