Insiden Pelecehan Seksual Massal Malam Tahun Baru Gegerkan India

Sejumlah perempuan jadi korban pelecehan seksual beramai-ramai di India. Pernyataan seorang menteri kian memicu emosi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Jan 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 19:40 WIB
Wanita yang mengaku menjadi korban pelecehan massal. (Bangalore Mirror)
Wanita yang mengaku menjadi korban pelecehan massal. (Bangalore Mirror)

Liputan6.com, Bangalore - Media sosial di India sedang heboh memberitakan insiden pelecehan seksual massal yang terjadi pada malam tahun baru.

Kemudian, sebuah surat kabar kota Bangalore India, memuat foto seorang perempuan yang sedang menangis seraya memeluk polisi wanita yang ada di dekatnya. Ia mengaku diraba-raba sekelompok pria bejat yang melecehkannya secara beramai-ramai.

Meski mengaku belum mendapatkan laporan resmi, polisi pun kemudian bertindak. Apara memeriksa rekaman CCTV untuk menyelidiki kasus itu. 

Di tengah sorotan masyarakat atas kasus tersebut, Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Karnataka, G Parameshwara kian menyulut emosi publik. 

Sang menteri menyalahkan 'anak-anak muda' saat ini yang kebudayaan Barat. Tak hanya pada pola pikir, tetapi juga cara berpakaian. "Hal seperti itu bisa saja terjadi," kata dia. 

Komentar menteri itu memicu kemarahan. Ketua Komisi Nasional untuk Perempuan, Lalitha Kumaramangalam mengatakan, pejabat itu harus minta maaf kepada setiap kaum hawa di seluruh negeri dan mundur dari jabatannya.

Sementara, menteri dalam negeri yunior pemerintah federal, Kiren Rijiju menyebut, perkataan tersebut 'tak bertanggung jawab'.

"Kita tak boleh membiarkan perbuatan memalukan #MassMolestation tak diganjar hukum," kata dia dalam Twitternya.

Ia menambahkan, keamanan perempuan adalah keharusan dalam 'sebuah masyarakat beradab'.

Menurut kontributor BBC Hindi, Imran Qureshi dari Bangalore, peristiwa Sabtu malam itu terjadi kota pusat bisnis India. Kala itu, sekitar 60.000 orang berkumpul di area Mahatma Gandhi Road dan Brigade Road untuk merayakan Tahun Baru 2017.

Sejumlah laporan mengatakan, 1.500 polisi dan polwan dikerahkan saat itu untuk menjaga situasi.

"Jumlah orang yang ada di sana tiga kali lebih banyak dari biasanya di daerah itu," ujar Anantha Subramanyam, fotografer Bangalore Mirror kepada BBC Hindi.

Sejak pukul 23.45-00.30, orang tak bisa bergerak. Saat itulah, Subramanyam melihat seorang perempuan menangis dan melapor bahwa ia menjadi korban pelecehan.

Polisi minta pelapor mengidentifikasi para pelaku, namun, itu tak mungkin dilakukan. Situasi begitu hiruk-pikuk.

"Saya juga melihat seorang gadis dikelilingi oleh beberapa pria dan menangis," tutur Subramanyam.

Enggan Melaporkan Pelecehan

Perempuan di India sering enggan melaporkan kekerasan seksual karena takut menerima pembalasan atau stigma sosial. Namun sejak Sabtu malam kemarin, beberapa wanita berani mengungkapkan penderitaannya. Mereka memutuskan tidak diam.

Chaitali Wasnick, seorang fotografer mengungkap di Facebook, soal sejumlah pria yang mencoba meraba-raba saat ia pulang kerja.

"Para laki-laki itu pikir saya tidak akan berani mengungkapkannya," kata Wasnick, seraya menambahkan bahwa polisi tidak melakukan intervensi ketika ia berjuang melepaskan diri dari kerumunan tersebut.

Sementara itu, Eashita -- bukan nama sebenarnya -- yang berada dekat lokasi perayaan malam tahun baru mengaku melihat sejumlah perempuan diraba-raba sekitar 20-30 pria bejat.

"Aku ada di sana dengan orang tua dan saudara. Kami berada dalam kelompok 12-15 orang, jadi kami terlindungi," kata perempuan itu.

Dia menambahkan, polisi mengawal rombongannya hingga ke stasiun kereta terdekat, memastikan mereka aman.

Komisaris polisi Bangalore, Praveen Sood mengatakan bahwa rekaman CCTV dari daerah itu kini sedang dianalisis.

"Kami terus mencari bukti pelecehan. Setelah mendapatkannya, kami akan memulai penangkapan" kata Sood.

Sood juga mengimbau kepada wartawan dan anggota masyarakat yang memiliki rekaman atau foto-foto terkait insiden itu untuk melapor.

"Kami akan mengunjungi korban dan mencatat keluhan mereka," tambah Sood.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya