Ke Myanmar, Menlu RI Serahkan Bantuan untuk Rakhine

Menlu Retno berencana kembali melawat ke Myanmar. Di sana ia akan berkunjung ke Rakhine.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Jan 2017, 14:20 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2017, 14:20 WIB
20160503-Api Hancurkan 50 Kamp Pengungsi Rohingya di Myanmar-Myanmar
Seorang anak berjalan di antara puing setelah kebakaran kamp pengungsi Muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar, Selasa (3/5). Kamp itu tempat penampungan kelompok Rohignya yang tersingkir dari pertikaian dengan kelompok lain pada 2012. (REUTERS/Soe Zeya Tun)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dijadwalkan akan kembali mengunjungi Myanmar. Salah satu agenda Menlu Retno setibanya di negara itu adalah mendatangi wilayah Rakhine.

Rakhine merupakan kawasan yang menjadi rumah bagi etnik minoritas Muslim Rohingya. Di kawasan tersebutlah pecah konflik yang melibatkan militer Myanmar dan warga Rohingya.

Menlu akan tiba di Myanmar pada akhir pekan ini. Dari Yangon, ia bersama rombongan akan langsung menuju Rakhine.

"Ke Myanmar untuk kunjungan kerja pada 20-22 Januari," sebut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam press briefing mingguan Kemlu, Rabu, (18/1/2017).

Menambahkan pernyataan Arrmanatha, Staf Ahli Bidang Kelembagaan Kemlu Salman Al-Farisi menjelaskan, setibanya di Rakhine, Retno akan menyerahkan bantuan dari Indonesia kepada warga wilayah tersebut. Bantuan tersebut telah dikirim pada akhir Desember lalu.

"Pada 29 Desember, presiden telah melepas 10 kontainer bantuan kemanusiaan Indonesia untuk Rakhine, bahan pangan dan sarung yang Insya Allah sampai hari ini," sebut Salman.

"Nanti, pada 21 Januari Menlu akan menyerahkan bantuan, yang nantinya akan diterima Menteri Sosial Myanmar dan Chief Minister Rakhine," imbuhnya.

Tidak hanya menyerahkan bantuan, Retno juga akan meresmikan sekolah Indonesia di Rakhine. Pembangunan sekolah ini merupakan bentuk pemberian bantuan peningkatan kapasitas bagi Myanmar.

"Ada dua sekolah yang akan diresmikan Menlu," jelas Salman.

Salman menambahkan, Indonesia tidak cuma membangun sekolah. Nantinya guru-guru di Myanmar akan didukung pula pengembangan kapasitasnya.

Dirinya melanjutkan, bantuan Indonesia juga mencakup pemberian sarana kesehatan. Bantuan ini adalah salah satu yang paling dibutuhkan warga Rakhine.

"Sekarang sudah tim advance yang mengkaji kebutuhan warga termasuk soal treatment kesehatan," ujar Salman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya