Perancang Bendera Pelangi LGBT Meninggal dalam Tidur

Gilbert Baker meninggal di New York, ia merupakan perancang 8 warna asli bendera LGBT.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 01 Apr 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2017, 13:00 WIB
Sejarah Bendera Pelangi, Simbol Bagi Para LGBT Seluruh Dunia
Ini dia latar belakang digunakannya peangi sebagai simbol LGBT.

Liputan6.com, New York - Gilbert Baker seorang seniman asal San Fransisco Amerika Serikat (AS) meninggal dunia. Dia merupakan perancang bendera pelangi yang jadi simbol kaum LGBT.

Baker meninggal di usia 65 tahun. Pria tersebut menghembuskan nafas terakhir ketika sedang tidur di rumahnya di New York, Amerika Serikat.

Bendera tersebut pertama kali dirancang Baker pada 1978. Ia memperkenalkan simbol itu dalam acara Freedom Day.

Kesedihan atas meninggalnya Baker dirasakan oleh seorang penulis naskah film terkenal AS, Dustin Lance Black. Lewat twitternya, pria itu menunjukan rasa kehilangan besar.

"Pelangi sedang menangis, dunia kita tidak begitu berwarna tanpamu, Gilbert Baker memberikan kita bendera pelangi untuk bersatu," sebut Black seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/4/2017).

Pernyataan senada turut disampaikan Senator asal California, Scott Weinner. Menurutnya, gerarakan LGBT yang penuh kontroversi dijadikan modern oleh Baker.

"Istirahatlah dalam sebuah kekuatan besar," tulis Weinner.

Dalam suatu kesempatan, Baker menyatakan, bendera LGBT awalnya mempunyai delapan warna. Semuanya melambangkan aspek dari kemanusian.

Ia menjelaskan, pink melambangkan seksualitas, merah itu kehidupan, oranye penyembuhan, kuning adalah sinar matahari, hijau merupakan alam, warna turquoise mewakili seni, indigo melambangkan harmoni, dan violet mewakili semangat hidup.

Saat ini bendera itu hanya punya enam warna. Pink dan indigo dihapuskan. Sementara turquoise digantikan biru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya