Menlu AS: Serangan ke Suriah, Peringatan bagi Korea Utara

Menlu AS menyatakan, serangan serupa bisa saja menargetkan Korut jika mereka tetap jadi ancaman internasional.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 10 Apr 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 16:00 WIB
20170407-AS Tembakkan Rudal Tomahawk ke Suriah-AP
Rudal Tomahawk ditembakkan kapal perang AS yang ada di Laut Mediterania,menyasar pangkalan udara Suriah, Jumat (7/4). Serangan ini dilakukan AS menyusul serangan senjata kimia yang menewaskan puluhan warga sipil oleh pemerintah Suriah. (U.S. Navy via AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menegaskan, serangan militer AS ke Suriah pada Jumat lalu bukanlah yang terakhir. 

Tillerson menyampaikan pula bahwa serangan tersebut merupakan peringatan bagi negara lain, termasuk Korea Utara. Menurutnya, 'respons' yang diberikan AS seperti di [Suriah]( 2914671 "") dapat pula terjadi di Korut jika negara itu terus mengancam perdamaian dunia.

"Pesan yang ingin kami sampaikan semua negara bisa melakukannya (serangan seperti yang terjadi si Suriah). Ini terjadi jika kalian melanggar norma internasional," sebut Tillerson seperti dikutip dari New York Daily, Senin, (10/4/2017).

"Jika Anda melanggar pejanjian internasional, jika Anda tidak mau menaati (komitmen internasional), Anda akan jadi ancaman bagi negara lain, respons (seperti yang kami lakukan di Suriah) jika diperlukan kami bisa melakukannya lagi," sambung dia.

Tillerson mengatakan, sikap AS jelas soal Korut. Semenanjung Korea harus bebas dari senjata nuklir.

Eks bos Exxon Mobile itu pun mengatakan, negara sekutu dekat Korut, China, setuju aksi nyata dibutuhkan untuk menangani masalah kepemilikan senjata nuklir Korut yang dinilai AS ilegal.

"Presiden Xi sepenuhnya mengerti dan setuju kalau situasi sudah semakin intensif dan ancaman semakin nyata, oleh sebabnya aksi konkret harus diambil," sebutnya.

Peringatan dari AS sepertinya tidak bakal didengar Korut. Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un,  mengindikasikan akan kembali melakukan uji coba rudal jarak jauh.

Kemungkinan, uji coba dilakukan pada 15 April 2017. Hari tersebut bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke 105 pendiri Korut, Kim Il-sung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya