Liputan6.com, Paris - Seorang pria ditangkap oleh kepolisian setelah dituduh memiliki rencana untuk membunuh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Menurut aparat penegak hukum, tersangka diduga menyiapkan rencana pembunuhan terhadap orang nomor satu Negeri Mode tersebut, bertepatan dengan Bastille Day, pada 14 Juli 2017.
Menurut juru bicara kepolisian Prancis, tersangka yang masih berusia 23 tahun itu berencana untuk membunuh Presiden Macron pada sebuah parade perayaan Bastille Day di Champs-Elysees di Paris, serta bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada 14 Juli 2017. Demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, Selasa (4/7/2017).
Advertisement
Baca Juga
Tersangka ditangkap di Argentuil, barat laut pinggir Kota Paris, oleh unit anti-teror Prancis, pada Rabu 28 Juni 2017. Tiga hari setelah ditangkap, pria itu diancam dengan pasal "aktivitas teroris individual" oleh aparat penegak hukum.
Selain itu, menurut laporan otoritas setempat, tersangka memiliki riwayat divonis atas aktivitas terkait terorisme pada 2016.
Menurut keterangan kepolisian, tersangka diidentifikasi memiliki haluan politik nasionalis ekstrem kanan. Tersangka juga mengakui bahwa ia ingin menyampaikan maksud politik dengan membunuh Presiden Macron.
"Ia juga ingin menyerang orang kulit hitam, bangsa Arab, Yahudi, dan homoseksual," menurut pernyataan tertulis kepolisian yang dikutip oleh media lokal BFMTV.
Saat ini, polisi masih belum mengetahui apakah rencana tersangka terhubung dengan jaringan terorisme domestik maupun global.
Atensi tinggi tengah dipersiapkan oleh aparat setempat jelang Bastille Day yang akan dirayakan pada 14 Juli 2017. Terlebih lagi, perayaan yang memperingati Hari Nasional Prancis pada 2016 lalu sempat dirundung peristiwa teror.
Pada 14 Juli 2016 di Nice, sebuah truk kargo berbobot 19 ton dengan sengaja ditabrakkan ke kerumunan parade Bastille Day. Peristiwa teror yang diklaim oleh ISIS itu mengakibatkan 86 orang tewas dan 434 lainnya luka-luka.
Hingga berita ini turun, aparat penegak hukum setempat tengah menyelidiki lebih lanjut kasus rencana pembunuhan Presiden Macron tersebut.