Misteri Balita Menangis Darah Bikin Bingung Para Dokter di India

Balita Afzal mengeluarkan darah dari mulut, telinga, dan matanya hampir setiap hari. Padahal, bocah itu tak sedang terluka.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 06 Jul 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 18:20 WIB
Ilustrasi sel darah merah
Ilustrasi sel darah merah (iStock)

Liputan6.com, New Delhi - Kondisi seorang balita membuat dokter di India bingung bukan kepalang. Apa yang menyebabkan bocah itu mengeluarkan air mata darah saat menangis hingga saat ini masih misterius. 

Ahana Afzal, nama bocah berusia tiga tahun itu, mengalami kondisi tersebut sejak dua tahun lalu. Kala itu, dokter menvonisnya mengalami demam tinggi akibat pneumonia dan mengalami pendarahan dari hidung.

Sekarang, ia bahkan tak hanya menangis darah. Afzal juga mengeluarkan cairan merah dari mulut, telinga, dan matanya hampir setiap hari. Padahal, ia sama sekali tak terluka atau tergores.

Setelah darah berhenti mengalir, ia akan mengalami kelelahan karena migrain yang menyerang setelahnya.

Orangtuanya yang putus asa, Nazima Begum (28) dan Mohammed Afzal (33), telah menghabiskan lebih dari 1.000 pound sterling atau sekitar Rp 17 juta untuk memeriksakan buah hatinya.

Namun, hingga kini mereka tak juga mendapat diagnosis pasti terkait kondisi sang anak.

Petugas medis menduga bocah itu mengalami hematodrosis ultra yang langka, di mana penderitanya mengeluarkan darah seperti berkeringat.

Dr Sirisha Rani, seorang dokter anak di rumah sakit Rainbow Children Medicare, tempat Afzal dirawat sebelumnya juga menduga anak itu mengalami hematodrosis.

"Anakku bertanya, mengapa dia terus mengeluarkan darah dari telinga. Aku tak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Aku tak mengerti kondisinya," kata sang ibu, Begum dari Hyderabad, dari negara bagian Telaba, India selatan seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (6/7/2017).

"Yang saya tahu, setiap kali dia berdarah, kadar hemoglobinnya turun drastis dan kami harus melakukan transfusi darah ke tubuhnya," imbuh Begum.

Saat Ahana Afzal menangis darah. (SWNS/NewsLions)

Penghasilan orangtua Ahana Afzal hanya 70 pound sterling atau sekitar Rp 1,1 juta sebulan. Sejauh ini mereka telah menghabiskan 1.700 pound sterling berkisar Rp 29 juta untuk tes kesehatan sang anak, dengan harapan mendapatkan diagnosis tepat sehingga bisa mengobatinya secara tuntas.

Ayah Afzal, Mohammed, merupakan seorang pelatih kebugaran. Ia mengatakan bahwa masalah putrinya dimulai saat dia mengalami pendarahan hidung--ketika pneumonia menyerangnya pada usia 1 tahun.

"Dokter mengatakan kepada kami bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan karena pendarahan mungkin terjadi karena demam tinggi. Tapi ketika frekuensi perdarahan meningkat, kami memutuskan untuk membawanya ke fasilitas medis yang lebih baik."

"Dunia kami seolah runtuh saat mengetahui bahwa sang buah hati kemungkinan menderita penyakit langka."

Tak Lagi Ceria

Mohammed mengatakan balitanya itu dulu ceria, tetapi kini menjadi pendiam karena sudah kehabisan tenaga akibat kondisi tubuh melemah karena mengidap penyakit langka.

Dia juga menghentikan kegiatannya di taman bermain sejak dua bulan dan terpaksa tinggal di rumah karena penyakitnya.

"Para dokter mengatakan bahwa kami memerlukan sekitar 1.792 pound sterling untuk melakukan lebih banyak tes," tambah Mohammed.

"Mereka mengatakan bahwa hanya setelah menganalisis laporan, mereka akan dapat secara resmi mengonfirmasi bahwa itu adalah kasus stigmata atau bukan. Saya tidak tahu dari mana harus mengumpulkan uang."

"Saat itulah saya diberi tahu oleh seseorang tentang kemungkinan mencari dana melalui crowdfunding."

"Kami sekarang menciptakan halaman crowdfunding, berharap mendapatkan bantuan."

Ahana Afzal, balita yang menangis darah. (SWNS/NewsLions)

Istrinya yang putus asa menambahkan, "Saya ingin menarik hati orang-orang baik untuk membantu menyelamatkan hidup kami."

"Ini penyakit langka. Jika ada di antara Anda yang tahu tentang anak yang menderita kondisi serupa, tolong hubungi kami. Jika Anda mengenal dokter yang telah menyembuhkan kasus semacam itu, mohon informasinya," kata dia.

"Tolong selamatkan anak kami."

Demi mencari tambahan uang untuk perawatan sang anak, ayah Afzal bahkan rela bekerja lembur. "Suami saya melakukan shift ganda untuk mengumpulkan uang, tapi itu saja belum cukup."

"Anda adalah harapan terakhir kami, atau kami harus melihat buah hati kami meninggal tak berdaya di depan mata."

Beruntung, kakak laki-laki Afzal yang berusia empat tahun dalam keadaan sehat, tak mengalami nangis darah seperti saudaranya.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya