Mahathir Mohamad Dukung Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta agar eks musuh politiknya, Anwar Ibrahim, segera dibebaskan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Jul 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 18:00 WIB
Anwar Ibrahim (kiri) dan Mahathir Mohamad tampak berjabat tangan di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur
Anwar Ibrahim (kiri) dan Mahathir Mohamad tampak berjabat tangan di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur (Facebook/Najwan Halimi)

Liputan6.com, Jakarta Tak ada lawan atau kawan abadi dalam politik, ungkapan itu menggambarkan hubungan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan mantan seterunya, Anwar Ibrahim. 

Hubungan kedua tokoh negeri jiran itu, yang pernah menjabat PM Malaysia dan wakilnya, belakangan membaik. 

Mahathir bahkan meminta agar Anwar Ibrahim--yang dipenjara selama lima tahun atas dakwaan sodomi--segera dibebaskan.

Mahathir bahkan tak hanya meminta Anwar dibebaskan. Ia mengaku tidak keberatan memberikan dukungan jika eks wakilnya itu mau maju dalam pemilihan Perdana Menteri Malaysia.

"Kasus yang menimpa Anwar, ia telah diperlakukan tidak adil. Keputusan pengadilan sepenuhnya dipengaruhi pemerintah. Saya pikir, pemerintah harusnya mendorong agar Raja memberikan pengampunan penuh pada Anwar," ucap Mahathir seperti dikutip dari The Star, Jumatn (7/7/2017).

"Ia pun seharusnya bisa berpartisipasi lagi dalam politik dan menjadi perdana menteri. Saya tidak keberatan dengan itu," sambung dia.

Pada Juni lalu, Mahathir Mohamad disebut-sebut akan memimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan.

Sejumlah media di melaporkan, salah satu anggota koalisi Pakatan Harapan, Partai Pribumi Bersatu Malaysia, telah menjalin kesepakatan dengan Mahathir.

Lebih lanjut lagi, sejumlah artikel bahkan menyebut, Mahatir diberikan jabatan sebagai pimpinan tertinggi koalisi. Sementara, Presiden PKR Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim, diangkat jadi presiden koalisi.

Pakatan Harapan merupakan koalisi yang terdiri empat partai, yaitu, PKR, Partai Pribumi, DAP, dan Partai Amanah.

Sementara itu, PKR diketahui merupakan partai yang dibentuk Anwar Ibrahim. Pria yang sedang mendekam di bui itu adalah mantan Deputi PM era Mahathir.

Mereka berdua sempat terlibat dalam perseteruan politik. Pertikaian itu berujung lengsernya Anwar dari jabatannya.

Selama beberapa tahun perseteruan dua orang tokoh politik terus berlangsung. Namun, mereka mulai menunjukkan keharmonisan usai sepakat untuk menentang PM saat ini Najib Razak.

Setelah 18 tahun tak pernah bertatap muka, keduanya bertemu kembali pada 2016 di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur. Kala itu, Anwar Ibramin menghadiri sidang permohonan untuk revisi UU baru tentang Dewan Keamanan Nasional Malaysia (NSC).

Di tempat itu, Mahathir terlihat berjabat tangan dengan Anwar. Kejadian "bersejarah" itu diabadikan oleh istri Anwar, Wan Azizah Ismail, dan diunggah ke media sosial miliknya.

Di dalamnya ia menulis, "Pertemuan pertama selepas 18 tahun dua hari ... sejak 3 September 1998."

Simak Video Berikut...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya