Liputan6.com, Campo Limpo - Peristiwa menegangkan terjadi di sebuah apotek yang terletak di kota Campo Limpo, Brasil. Seorang anggota polisi terlibat dalam aksi baku tembak dengan dua perampok yang mencoba mencuri di apotek tersebut.
Dilansir dari laman Independent, Selasa (21/11/2017), polisi tersebut bernama Rafael Souza. Ketika tengah berhadapan dengan dua perampok, pria tersebut diketahui tengah menggendong seorang bayi.
Detik-detik baku tembak yang terjadi di toko obat tersebut berhasil terekam dalam kamera CCTV.
Advertisement
Baca Juga
Aksi ini bermula ketika Souza bersama istri dan anak laki-lakinya tengah mencari obat di apotek.
Tak lama setelah ia masuk ke toko obat tersebut, Souza mendapati dua orang pria dengan penutup wajah dan senjata api tengah berupaya untuk merampok.
Melihat kejadian itu, Souza yang merupakan anggota keamanan tak tinggal diam. Ia menarik pistol miliknya dan melepaskan beberapa kali tembakan ke arah perampok.
Dari sanalah, aksi saling menembak dimulai. Yang membuat insiden tersebut semakin menegangkan ketika anak laki-laki Souza masih berada di pelukkannya.
Setelah berhasil melumpuhkan salah satu perampok, barulah pria tersebut memberikan anaknya kepada sang istri yang tampak melindungi diri di balik rak obat-obatan.
Berkat aksi heroik Souza, dua perampok yang diketahui bernama Jefferson Alves dan Italo Creato berhasil dilumpuhkan.
Polisi pun segera dihubungi agar dapat menahan kedua pelaku perampokan tersebut.
Souza yang merupakan anggota polisi di Batalyon Metropolitan Sao Paulo mengatakan, ia nekat melepaskan tembakan karena yakin kedua pelaku tersebut akan mengancam keberadaan orang lain yang ada di sekitarnya.
Demi Lindungi Tesis, Mahasiswi Ini Nekat Lawan Perampok
Upaya perlindungan diri yang sempat diberitakan oleh media beberapa waktu lalu dilakukan oleh seorang mahasiswi yang sedang menempuh studi S2, Noxolo Ntusi.
Perempuan asal Afrika Selatan itu bernyali melawan dua perampok yang mencoba mengambil tasnya.
Langkah nekat itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, di dalam tas tersebut terdapat hard disk -- perangkat keras penyimpan data -- yang menyimpan tesis soal zoologi molekuler untuk studi masternya.
"Mereka tak boleh mengambilnya," ujar Ntusi saat mengingat kejadian yang dialaminya di Johannesburg itu, seperti dikutip dari BBC.
Kejadian itu berawal saat ia sedang berjalan kaki sambil memegang tas dan kotak makannya. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di samping dan dua pria loncat keluar sambil mengacungkan pistol.
Salah satu pria berhasil mengambil tas kotak makannya. Namun, keduanya kesulitan saat mencoba mengambil tas berisi hard disk dokumen tesisnya.
"Aku berpikir soal studi masterku. Aku hampir saja selesai menulis tesisnya, aku tak akan membiarkan mereka mengambilnya," ujar Ntusi.
"Aku meringkuk. Rasanya mereka mencoba menarikku ke mobil, tapi aku membuat tubuhku sangat berat sehingga mereka memilih menyerah," imbuh dia.
Dalam serangan itu, salah satu perampok menaruh moncong pistolnya ke kepala dan berulang kali mengancam akan menembaknya.
Namun, Ntusi bersikeras tak menyerahkan tasnya. Pasalnya, kehilangan tesis sama saja harus memperpanjang semester hingga tahun depan.
"Aku sangat ingin cepat selesai, aku ingin melakukannya sekarang," kata Ntusi.
Kejadian itu terekam oleh kamera pengawas di sebuah rumah di Auckland Park, Johannesburg.
Namun, Ntusi juga mengatakan bahwa keputusannya itu nekat dan menyarankan orang lain untuk menyerahkan tasnya jika mengalami kejadian serupa.
"Kamu bisa menulisnya (tesis) kembali jika kamu merasa apa yang kamu lakukan berbahaya," kata mahasiswa kedokteran di National Health Laboratory Service itu.
Tersangka perampokan itu kemudian ditahan dan diketahui memiliki pistol gas.
Advertisement