Liputan6.com, Montreal - Menurut penelitian baru, sebuah planet berjarak 111 tahun berpotensi menjadi "Bumi baru" yang bisa menampung kehidupan alien atau kehidupan asing.
Exoplanet yang dikenal sebagai K2-18b itu digambarkan sebagai "Super-Earth", yakni planet berbatu berukuran besar yang berpotensi mendukung adanya kehidupan.
Planet tersebut mengorbit dalam zona layak huni dari bintang induknya, yang berarti ada kemungkinan bahwa K2-18b memiliki air berbentuk cair di permukaannya. Seperti yang kita ketahui, air adalah salah satu komponen kunci untuk memungkinkan adanya kehidupan.
Advertisement
Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Univeristy of Texas dan University of Montreal itu dilakukan dengan menggunakan data dari European Southern Observatory (ESO).
Mereka juga menemukan bahwa planet itu memiliki tetangga. Kedua planet itu mengorbit sebuah bintang kerdil merah bernama K2-18, yang berada di konstelasi Leo.
"Dapat mengukur massa dan kepadatan K2-18b merupakan hal menakjubkan, tapi menemukan sebuah exoplanet merupakan sebuah keberuntungan dan sangat menyenangkan," ujar pemimpin penulis studi, Ryan Cloutier, dari University of Montreal, seperti dikutip dari Independent, Rabu (6/12/2017).
Baca Juga
Untuk menganalisis planet alien tersebut, peneliti menggunakan High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (Harps). Alat tersebut mampu mengukur kecepatan radial bintang, yang dipengaruhi adanya planet.
Mereka menemukan bahwa planet tersebut kemungkinan tersusun atas bebatuan dan memiliki atmosfer gas, layaknya Bumi, tapi ukurannya lebih besar dari Bumi.
Namun, mereka tak mengungkap kemungkinan bahwa K2-18b merupakan planet yang terdiri dari air dengan lapisan es tebal. Dengan begitu, penyelidikan lebih lanjut pun diperlukan.
Atmosfer planet yang berpotensi dihuni alien itu akan diselidiki lebih lanjut menggunakan teleskop James Webb Space milik NASA, yang rencananya diluncurkan pada 2019.
Namun, rekan penulis studi Profesor René Doyon yang berasal dari Univeristy of Montreal mengatakan bahwa untuk menggunakan teleskop James Webb harus mengantre.
"Ada banyak permintaan untuk menggunakan teleskop ini, jadi mereka harus teliti dalam memiliki exoplanet mana yang harus dilihat," ujar Doyon.
"K2-18b sekarang menjadi salah satu target terbaik untuk mempelajari atmosfer, ia akan berada di urutan teratas," imbuh dia.
Planet Dekat Tata Surya yang Berpotensi Dihuni
Sejumlah astronom menemukan planet seukuran Bumi yang dekat dengan tata surya kita. Planet bernama Ross 128 b itu menjadi target utama para ilmuwan dalam pencarian kehidupan di angkasa luar.
Benda langit yang "hanya" berjarak 11 tahun cahaya itu menjadi exoplanet -- planet yang berada di luar tata surya -- terdekat kedua dari Bumi. Namun, yang terdekat, Proxima b, tampaknya tak menjadi "tuan rumah" yang baik untuk menunjang kehidupan.
Proxima b yang ditemukan pada 2016, mengorbit bintang Proxima Centauri atau dikenal sebagai bintang "kerdil merah" yang aktif. Bintang tersebut secara berkala mengirimkan letusan dahsyat yang membakar Proxima b dengan radiasi berbahaya.
Ross 128 b juga mengorbit bintang yang tidak jauh berbeda dengan Proxima Centauri, yang juga merupakan bintang kerdil merah. Namun, bintang tersebut secara signifikan tak seaktif Proxima Centauri.
"Karena Proxima Centauri membakar planet mereka dengan suar kuat dan radiasi berenergi tinggi, ya, saya pikir Ross 128 lebih cocok untuk menunjang adanya kehidupan," ujar rekan penemu dari Geneva Observatory, Nicola Astudillo-Defru, seperti dimuat BBC.
"Tapi saya masih ingin mengetahui seperti apa atmosfer Ross 128 b. Tergantung pada komposisi dan tingkat kemampuan memantulkan sinar dari awannya, exoplanet itu bisa saja ramah terhadap air seperti Bumi, atau steril seperti Venus," jelas dia.
Pemimpin studi yang berasal dari Institute of Planetology and Astrophysics in Grenoble (IPAG), Prancis, Xavier Bonfils, menjelaskan secara singkat penemuan tersebut.
"Ross 128 merupakan salah satu bintang paling tenang dari sampel kami, meski agak jauh, ini menjadi target alternatif yang sangat baik," ujar Bonfils.
Planet tersebut ditemukan dengan instrumen High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (Harps) di La Silla Observatory di Chile. Penemuan itu akan dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.
Astudillo-Defru mengatakan bahwa penemuan exoplanet itu merupakan hasil dari pengamatan intensif selama satu dekade dengan menggunakan instrumen Harps.
Ross 128 b yang memiliki massa 1,35 kali lebih berat dari Bumi, mengorbit bintang dengan jarak 20 kali lebih dekat dibanding Bumi ke Matahari. Namun, karena bintang induk planet tersebut jauh lebih kecil dan redup dibanding Matahari, ia menerima radiasi lebih sedikit daripada Bumi.
Oleh dasar itu, Ross 128 diharapkan memiliki suhu permukaan yang mirip dengan Bumi.
Advertisement