Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Warga China Ganti Poster Yesus dengan Foto Xi Jinping, Alasannya?

Ratusan umat Kristen yang tinggal di pedesaan miskin di tenggara China mencopot poster Yesus Kristus di dalam rumahnya.

oleh Afra Augesti diperbarui 15 Des 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 09:36 WIB
Dua Warga China di Yugan
Dua warga China memasang poster Presiden Xi Jinping di rumah mereka di Yugan, provinsi Jiangxi. (South China Morning Post)

Liputan6.com, Beijing - Ratusan umat Kristen yang tinggal di pedesaan miskin di tenggara China mencopot poster Yesus Kristus di dalam rumahnya. Mereka lalu menggantinya dengan gambar Presiden Xi Jinping.

Pencopotan itu dilakukan sebagai bagian dari program bantuan kemiskinan. Program tersebut dianggap bisa mengubah kepercayaan warga, dari agama ke Partai Komunis China.

Daerah Yugan, Provinsi Jiangxi, menjadi desa dengan angka kemiskinan tertinggi. Di sana, mayoritas peduduknya beragama Kristen. Data pemerintah setempat mencatat, lebih dari 11 persen dari 1 juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.

Saat pemerintah daerah berupaya untuk mengurangi kemiskinan di Yugan, mereka menyuruh penduduk agar mau menurunkan gambar Yesus, salib, dan bait Injil yang selama ini terpasang di dinding rumah mereka, lalu menggantinya dengan potret presiden mereka, Xi Jinping.

Dilansir South China Morning Post, Kamis 14 November 2017, beberapa akun media sosial di China ramai-ramai memberitakan kejadian tersebut.

Salah satu kader partai di Yugan juga menuliskan bahwa warga lokal telah meruntuhkan iman mereka sendiri. Mereka yang tadinya memercayai Tuhan, kini lebih percaya pada partai.

Hal itu mengingatkan kembali ketika China berada di era kepemimpinan Mao Zedong. Kala itu, gambar diri Mao Zedong wajib dipajang di setiap rumah penduduk Negeri Tirai Bambu itu.

Pemerintah kotapraja pun telah mendistribusikan lebih dari 1.000 potret Xi Jinping dan semuanya telah dipasang di rumah penduduk.

 

Rakyat Harus Lebih Percaya Pemerintah Ketimbang Tuhan

Rizal Mallarangeng: Presiden Xi Jinping, Manusia Setengah Dewa
Xi Jinping dalam foto pada 25 Oktober 2017 berbicara di depan Communist Party of China's Politburo Standing Committee (WANG ZHAO / AFPWANG ZHAO / AFP)

Partai Komunis -- yang dipimpin Xi Jinping -- berjanji untuk mengakhiri kemiskinan pada 2020. Kampanye tersebut tidak hanya penting bagi warisan politiknya, tapi juga untuk konsolidasi kontrol partai terhadap rakyat.

Di Yugan, partai Komunis telah lama bersaing untuk memengaruhi penganut Kristen. Kristen menyebar dengan cepat di desa-desa miskin dan kota-kota makmur sejak akhir Revolusi Kebudayaan, kira-kira 40 tahun lalu.

Ketua kongres rakyat Huangjinbu, Qi Yan, dan orang yang bertanggung jawab atas upaya pengentasan kemiskinan di kota tersebut, menekankan bahwa rakyat seharusnya tak lagi bergantung pada agama.

Katanya, mereka harus lebih percaya kepada pemerintah dalam meminta pertolongan.

Sebuah akun media sosial lokal melaporkan, di kota Huangjinbu, Yugan, kader Patai Komunis China mengunjungi keluarga miskin untuk mempromosikan kebijakan bantuan kemiskinan partai.

Tak hanya itu, kader partai itu juga menyampaikan janji manis bahwa mereka akan membantu memecahkan masalah material keluarga Kristen tersebut.

Akibatnya, lebih dari 600 penduduk desa secara sukarela menyingkirkan teks-teks agama dan lukisan di rumah mereka, tentu saja, menggantinya dengan potret Xi Jinping. Qi Yan mengatakan, kampanye tersebut telah berjalan di seluruh wilayah Yugan sejak Maret.

Huangjinbu adalah rumah bagi sekitar 5.000 sampai 6.000 keluarga Kristen, atau sekitar sepertiga dari jumlah total.

"Banyak orang pedesaan yang tidak tahu apa-apa. Mereka pikir Tuhan adalah penyelamat mereka ... Setelah kader partai kami datang dan berkampanye, mereka menyadari kesalahan mereka," ungkap Qi.

Seorang penduduk bermarga Liu menceritakan, dalam beberapa bulan terakhir banyak penduduk desa telah diberi tahu untuk memindahkan peralatan religius dari rumah mereka. Beberapa warga melakukannya secara terpaksa.

"Beberapa keluarga memasang kutipan ayat suci Injil di pintu depan rumah mereka, beberapa juga menggantung lukisan salib. Tapi semuanya sudah dicopot,"  sebutnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya