Demi Lolos dari Bui, PSK Ini Siap Kuak Skandal Rusia - Donald Trump

Demi bebas dari penjara di Thailand, seorang model mengaku punya informasi seputar dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 28 Feb 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 14:30 WIB
Anastasia Vashukevich alias 'Nastya Rybka', pekerja seks dari Belarusia, dipenjara sepanjang pekan ini di Thailand. Ia mengklaim memiliki informasi penting seputar skandal campur tangan Rusia pada Pilpres AS 2016 (Anastasia Vashukevich/Instagram)
Anastasia Vashukevich alias 'Nastya Rybka', pekerja seks dari Belarusia, dipenjara sepanjang pekan ini di Thailand. Ia mengklaim memiliki informasi penting seputar skandal campur tangan Rusia pada Pilpres AS 2016 (Anastasia Vashukevich/Instagram)

Liputan6.com, Bangkok - Demi terbebas dari penjara di Thailand, seorang model perempuan dan pekerja seks yang dekat dengan pejabat dan pengusaha Rusia, mengaku bersedia membocorkan informasi seputar dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 yang berujung pada kemenangan Donald Trump sebagai presiden -- populer disebut sebagai Russian Meddling.

Anastasia Vashukevich alias 'Nastya Rybka', pekerja seks dari Belarus, dipenjara sepanjang pekan ini setelah Kepolisian Thailand menyergap seminar 'pelatihan seks' yang digelar tanpa izin di Negeri Gajah Putih.

Kemudian, pada Selasa kemarin, Vashukevich mengunggah sebuah video Instagram yang ia rekam dari dalam penjara, meminta jurnalis AS dan berbagai badan intelijen untuk menolongnya keluar dari bui.

Sebagai gantinya, Vashukevich akan membocokan bukti penting seputar Russian Meddling.

"Saya satu-satunya saksi dan bukti penghubung yang penting terkait relasi antara Rusia dan Pilpres AS -- yang melibatkan banyak orang seperti Oleg Deripaska, (Sergei) Prikhodko, (Paul) Manafort, dan (Donald) Trump," katanya dalam video Instagram yang diunggah Selasa kemarin, seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (28/2/2018).

"Sebagai ganti atas pertolongan dari Intelijen Amerika Serikat dalam menjamin keamanan saya, saya siap untuk menyajikan informasi yang diperlukan kepada AS dan Eropa, demi mengeluarkan saya dari penjara Thailand," lanjutnya.

Dalam unggahan lain, Vashukevich juga mengatakan bahwa ia meminta media dan jurnalis untuk 'menyebarluaskan informasi yang ia ketahui dan menginvestigasi situasi tersebut'. Ia juga memaparkan betapa dirinya merasa terancam oleh Rusia terkait situasi yang ia hadapi saat ini.

Namun, perempuan Belarusia itu tidak menyajikan bukti tambahan untuk mendukung klaimnya.

Sementara itu, pada unggahan lain, Vashukevich mengatakan telah berbicara dengan jurnalis media Amerika Serikat NBC.

Hingga berita ini turun, pihak pemerintah Rusia menolak untuk mengomentari kabar tersebut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dekat dengan Wakil Perdana Menteri Rusia?

Paul Manafort, mantan ketua kampanye Donald Trump dalam pilpres 2016
Paul Manafort, mantan ketua kampanye Donald Trump dalam pilpres 2016 (AP Photo/Alex Brandon)

Anastasia Vashukevich sempat menjadi topik pembicaraan akhir bulan lalu, setelah sebuah video viral yang diunggah oleh pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny menunjukkan kedekatan perempuan itu dengan sejumlah pejabat tinggi Moskow dan pengusaha Rusia.

Video itu menunjukkan kedekatan Vashukevich dengan Oleg Deripaska (industrialis Rusia) dan Sergei Pridkhodko (Wakil Perdana Menteri Rusia) dalam sebuah plesiran pesiar pada tahun 2016 -- tahun yang sama dengan gelaran Pilpres AS 2016.

Alexei Navalny menduga bahwa plesiran itu merupakan skema yang dilakukan Deripaska untuk menyuap Pridkhodko, yang dikemas berupa acara berpesiar dan didampingi pekerja seks.

Navalny juga berspekulasi bahwa Deripaska dan Pridkhodko memiliki keterkaitan dengan dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 yang berujung pada kemenangan Donald Trump sebagai presiden -- populer disebut sebagai Russian Meddling.

Selain itu, Deripaska juga diketahui pernah merekrut Paul Manafort -- manajer kampanye untuk Donald Trump pada Pilpres AS 2016 -- untuk bekerja dengannya, pada sektor pekerjaan yang belum diketahui.

Tak sampai di situ, The Washington Post pernah melaporkan bahwa Manafort pernah mengatur janji pertemuan antara timnya dengan Deripaska terkait kampanye Trump pada Pilpres AS 2016. Kendati demikian, pihak-pihak yang terkait dengan Manafort dan Deripaska mengaku tak tahu menahu tentang janji temu itu.

Sementara Sergei Pridkhodko mengatakan bahwa tudingan semacam itu, terutama yang dicetuskan oleh Navalny, adalah hal yang dibuat-buat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya