Kota Canggih dan Modern Dibangun di Mesir, Duit dari Arab Saudi?

Mesir dikabarkan sedang membangun sebuah kota besar di negaranya. Dananya dari Arab Saudi?

oleh Afra Augesti diperbarui 08 Mar 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 16:00 WIB
Menikmati Mesir Lewat Kemegahan Piramida dan Spinx
Pemandangan Sphinx dengan latar belakang Piramida Giza di pinggiran Ibukota Kairo, Mesir (6/12). Piramida ini adalah monumen yang tersisa dari Tujuh Keajaiban Dunia. (AFP Photo/Mohamed El-Shahed)

Liputan6.com, Kairo - Mesir dilaporkan sedang melakukan pembangunan besar-besaran. Negeri Piramida ini tengah mempersiapkan sebuah kota baru nan megah di daratan selatan Semenanjung Sinai, dekat dengan Sharm el-Sheikh. Sedangkan dana yang digunakan untuk proyek tersebut akan dibayar oleh Arab Saudi.

Seorang pejabat Saudi mengonfirmasi kabar itu pekan ini, kota baru bernama NEOM akan didirikan di atas tanah seluas lebih dari 1.000 kilometer persegi. Ia menambahkan, pendanaan NEOM berasal dari gabungan tiga negara, yaitu Mesir, Arab Saudi dan Yordania. Totalnya 12,7 miliar dolar Australia.

Rincian proyek tersebut diumumkan oleh Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dalam sebuah kunjungan ke Kairo, The Sun melaporkan, dikutip oleh News.com.au, Rabu 7 Maret 2018.

Pangeran Mohammed mengumumkan rencana pembangunan NEOM dalam sebuah konferensi investasi internasional di Riyadh, Arab Saudi. Pejabat mengatakan, investasi pemerintah dan swasta di daerah tersebut diperkirakan mencapai US$ 500 miliar.

NEOM akan memiliki sistem peraturan sendiri. Tujuannya untuk menarik investor internasional. Sedangkan untuk sektor industri, NEOM akan berfokus pada energi, air, bioteknologi, makanan, manufaktur dan pariwisata.

Ini merupakan cara Sang Pangeran untuk mendongkrak ekonomi Arab Saudi melalui industri lain, selain ekspor minyak. Arab Saudi juga akan memberikan sejumlah uang tunai untuk membantu mengembangkan NEOM.

Kerajaan tersebut berencana membangun tujuh kota baru dan beberapa proyek pariwisata di Mesir, yang dititikberatkan di Sharm el-Sheikh dan Hurghada, kata pejabat Arab Saudi.

Pemerintah Saudi telah meminta perusahaan konstruksi lokal untuk membangun lima istana di NEOM. Beberapa perusahaan internasional, termasuk Softbank milik Jepang, menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi di sana.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

Proyek Laut Merah

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (Presidency Press Service/Pool Photo via AP, File)

Selain Mesir, Arab Saudi juga menggandeng Yordania untuk menarik perusahaan pelayaran Eropa, agar mereka bersedia beroperasi di Laut Merah selama musim dingin. Arab Saudi juga sedang bernegosiasi dengan tujuh perusahaan pelayaran lainnya untuk membangun kapal pesiar yacht.

Mereka juga menyatakan, sebanyak 50 resor dan empat kota kecil di kawasan Laut Merah akan didirikan, sebagai bagian dari pembangunan sektor pariwisata yang diumumkan pada Agustus lalu dan didukung oleh Dana Investasi Publik negara tersebut.

Proyek Laut Merah (The Red Sea Project), yang rencananya terdiri dari sekitar 50 pulau, akan menawarkan berbagai macam produk wisata, seperti cagar alam, menyelam di laut, dan situs warisan lainnya. Pihak berwenang mengatakan, mereka akan mulai bekerja pada 2019 dan menyelesaikan tahap pertama pada akhir 2022.

Riyadh dan Kairo juga menandatangani sebuah perjanjian tentang lingkungan pada hari Minggu. Kedua negara sepakat untuk melestarikan terumbu karang di Laut Merah dan mencegah "sampah visual", seperti reklame, kata pejabat setempat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya