Terjangan Dahsyat Topan Mangkhut Menjebak Jutaan Warga di China Selatan

Hantaman topan Mangkhut membuat jutaan penduduk di China Selatan terjebak. Kerusakan parah pun terjadi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Sep 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 10:00 WIB
Petugas meteorologi Filipina sedang menunjukkan pergerakan Topan Mangkhut (AP)
Petugas meteorologi Filipina sedang menunjukkan pergerakan Topan Mangkhut (AP)

Liputan6.com, Jiangmen - Masyarakat di wilayah China Selatan dilaporkan terjebak oleh dahsyatnya topan Mangkhut, yang membawa hujan lebat dan kecepatan angin hingga 162 kilometer per jam.

Jutaan orang tertahan di banyak bandara dan stasiun di wilayah tersebut, akibat imbas dari pembatalan ratusan jadwal penerbangan dan kereta, serta puluhan akses jalan yang tertutup.

Dikutip dari BBC, Senin (17/8/2018), penduduk di Provinsi Guangdong yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi telah dikunci pada siaga tertinggi.

Topan Mangkhut membuat pendaratan di pantai China Selatan pada Minggu sore, tepatnya di dekat Kota Jiangmen, Provinsi Guangdong.

Lebih dari 2,45 juta orang diungsikan sebelumnya menyusul peringatan merah --kewaspadaan tertinggi-- yang disampaikan oleh pemerintah.

Menurut salah seorang saksi mata, jurnalis AS yang bertugas di Shenzhen, Matt Bossons, angin bertiup luar biasa kencang, dan hujan terus turun dengan deras sehingga membuat jarak pandang sangat terbatas.

Jalan-jalan utama, stasiun kereta, dan bandara di Shenzhen ditutup sementara waktu hingga setidaknya 24 jam sejak badai menerjang pada Minggu sore.

Pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan maksimum di Hong Kong, memperingatkan warga untuk tinggal di dalam rumah, dan menjauhi jendela untuk menghindari puing-puing yang beterbangan.

Meski tidak terdampak secara langsung oleh pusat badai, kecepatan angin dari Topan Mangkhut di Hong Kong mencapai 177 kilometer per jam.

Saat topan melintas, beberapa saksi mengatakan bahwa terjangannya mampu menggoyangkan banyak bangunan tinggi, memecahkan jendela gedung, dan membanjiri beberapa ruas jalan Hong Kong yang padat.

Bahkan, sebuah tiang crane di salah satu gedung yang tengah dibangun di wilayah Kowloon dilaporkan ambruk menimpa jalanan di bawahnya. Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya dua korban luka terkena reruntuhan material.

Otoritas setempat mengatakan sejauh ini korban luka akibat terjangan topan Mangkhut di Hong Kong telah mencapai lebih dari 200 orang. Genangan air juga dilaporkan muncul di beberapa lokasi dengan ketinggian maksimum saluran air mencapai 3,5 meter.

Sebagian besar toko dan layanan publik ditutup, dan sekitar 900 penerbangan dibatalkan di Bandara Internasional Hong Kong.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

64 Korban Tewas di Filipina

Topan Mangkhut Filipina
Warga berjalan di samping bangunan yang roboh akibat Topan Mangkhut di kota Tuguegarao, Cagayan, Filipina (15/9). Pengamat cuaca memperkirakan angin kemungkinan menimbulkan gelombang tinggi hingga 6 meter dan menghantam desa-desa. (AP Photo/Aaron Favila)

Sementara itu, di Filipina, puluhan orang masih dinyatakan hilang, menyusul laporan 64 korban tewas, yang sebagian besar disebabkan oleh tanah longsor akibat terjangan topan Mangkhut.

Provinsi yang paling terpukul adalah Benguet, di mana 38 orang dilaporkan tewas, dengan 37 orang lebih masih dinyatakan hilang, tulis laporan kantor berita Associated Press.

Salah satu insiden terburuk terjadi di Kota Ucab di Provinsi Itogon, di mana sebuah akomodasi untuk penambang hancur oleh tanah longsor besar, yang menewaskan sedikitnya 26 orang.

Francis Tolentino, penasihat politik untuk Presiden Rodrigo Duterte, mengatakan turut terjadi kerusakan lahan pertanian yang cukup luas di Provinsi Cagayan.

Ia memperkirakan hanya seperlima hasil panen yang berhasil diselamatkan, sehingga hal itu mengancam pasokan bahan pangan pokok di Filipina, seperti beras dan jagung.

Sementara itu, menurut ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon, negara tersebut belum aman dari bahaya. Ia berkata, "Setelah angin disertai hujan, kini kamu harus menghadapi risiko banjir yang membuat terputusnya banyak akses jalan."

Gordon menambahkan, Filipina sejatinya rutin mengalami musim topan, tapi jarang sekali hingga yang berkekuatan seperti Mangkhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya