Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pria bersenjata berusaha menyerbu konsulat China di Karachi, Pakistan pada Jumat pagi, 23 November 2018 waktu setempat. Empat orang dilaporkan tewas karenanya.
Penyerangan terjadi sekitar 30-45 menit. Saksi mata mengaku mendengar suara tembakan dari lokasi kejadian.
Baca Juga
Seperti dikutip dari CNN News, Jumat (23/11/2018), tiga pelaku juga tewas di tengah insiden penyerangan di wilayah 'zona merah' keamanan di kota tersebut, demikian diungkapkan seorang juru bicara kementerian luar negeri Pakistan.
Advertisement
Kelompok separatis, Baloch Liberation Army (BLA), mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan tersebut, dalam sebuah kicauan di akun Twitter, yang juga memuat foto ketiga pelaku.
"Karachi: Fidayeen atau BLA menyerang Kedutaan China di Karachi," demikian pesan yang disampaikan kelompok separatis itu dalam akun Twitter, @BLA_Tweets, 23 November 2018.
'Fidayeen' adalah istilah dalam Bahasa Arab yang jika diterjemahkan bebas menjadi 'orang yang mengorbankan dirinya sendiri'.
Dalam pernyataan yang dirilis setelah serangan, BLA mengklaim, "tujuan serangan 'jelas'. Kami tidak menoleransi setiap upaya ekspansi militer China di tanah Baloch."
Dua dari empat korban diketahui berseragam polisi, demikian diungkapkan Seemi Jamali, kepala Instalasi Darurat Jinnah Hospital. Tidak ada satu pun warga negara China yang menjadi korban.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengutuk keras serangan tersebut. Ia memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui secara pasti siapa pelakunya.
"Itu adalah bagian dari konspirasi melawan kerja sama ekonomi dan strategi Pakistan-China," kata dia.
"Namun, insiden seperti ini tak akan merusak hubungan Pakistan-China yang lebih besar dari Himalaya dan lebih dalam dari laut Arab."
Sementara itu, dalam pernyataannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan, semua staf konsulat dalam kondisi selamat.
"China mengecam keras semua serangan teror yang menargetkan para diplomat dan menyampaikan belasungkawa pada para petugas keamanan yang meninggal dunia serta para keluarganya."
Pihak yang mengklaim serangan, Balochistan Liberation Army (BLA) selama hampir dua dekade melakukan gerakan separatisme di Pakistan.
Kelompok, yang tumbuh dari kemarahan terhadap monopoli negara atas sumber daya mineral provinsi, dilaporkan telah menculik sejumlah insinyur asal China yang bekerja di Balochistan.
Balochistan, provinsi terbesar dan dilaporkan paling miskin di Pakistan, merupakan inti dari perjanjian kerja sama multimiliar dolar yang dikenal sebagai China-Pakistan Economic Corridor (CPEC).
Saksikan juga video berikut ini: