Liputan6.com, Melbourne - Pada 150 tahun silam, dua warga negara Inggris bernama John Deason dan Richard Oats, tengah berjalan di area perkebunan di Australia. Saat menyusuri jalan setapak, mereka menemukan sebuah pohon rindang dan memutuskan untuk beristrihat di bawahnya.
Salah satu dari dua lelaki itu lantas berinisiatif untuk menggali tanah di dekat tanaman besar itu. Mujur benar nasib mereka. Tanpa sengaja, keduanya menemukan bongkahan emas berukuran jumbo.
Advertisement
Dilansir dari situs Revolvy pada Selasa (5/2/2019), logam mulia terbesar di dunia itu ditemukan oleh Deason dan Oats di Moliagul, Victoria, Australia. Oleh mereka, bongkahan emas ini bahkan diberi julukan: "Welcome Stranger".
Advertisement
Benda seberat 97,14 kilogram tersebut berbentuk cenderung tak beraturan, dengan sisi terpanjangnya mencapai 61 cm. Emas ini diperkirakan bernilai US$ 3 sampai 4 juta, atau sekitar Rp 41,9 - 55,9 miliar jika dijual pada hari ini.
Baca Juga
Jangan bayangkan Deason dan Oats harus melakukan ekspedisi berhari-hari dan menggali tanah sangat dalam, seperti dalam dongeng pencarian harta karun.
Pasalnya, bongkahan emas ini ditemukan hanya 3 sentimeter di bawah permukaan tanah, dekat dengan pangkal pohon yang berada tak jauh dari sebuah lereng yang mengarah ke karang Bulldog Gully.
Saat ditemukan, tidak ada satu pun alat timbang yang dapat mengukur bobot emas sebesar itu. Akhinya sang penemu memotongnya menjadi tiga bagian, dengan bantuan seorang pandai besi bernama Archibald Walls, di sebuah daerah bernama Dunolly.
Setelah emas berhasil dijadikan lebih kecil, Deason dan Oats --yang diikuti beberapa orang teman-- pergi menuju London Chartered Bank of Australia, di kota yang sama dengan tempat pandai besi berada.
Sesampainya di bank, transaksi jual-belipun dilakukan. Meski ukurannya besar dan berat, namun mereka hanya dibayar sekitar 9,381 pound sterling atau sekitar Rp 171,7 juta saja.
Pada Februari 2018, nilai "Welcome Stranger" telah berubah menjadi amat fantastis, yakni US$ 3,8 juta atau berkisar Rp 53,2 miliar.
Saksikan video pilihan berikut:
Bongkahan Dilelehkan
Segera setelah memberikan uang kepada Deason dan Oats, bank melelehkan bongkahan besar itu dan mencetak ulang logam mulia.
Mereka bermaksud mengirimnya ke Bank of England yang berada di Melbourne, dalam bentuk emas batangan. Pihak bank membawa harta bernilai mahal tersebut dengan menaiki kapal uap pada 21 Februari 1869, beberapa pekan sejak transaksi.
Pada tahun 1850-an hingga 1880-an memang disebut sedang terjadi 'demam emas'. Anggapan ini dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah bongkahan emas di Australia.
Penemuan emas dalam ukuran bebas tersebut telah menjadi kisah legendaris yang menjadikan setiap penemunya menjadi kaya mendadak.
Mengingat pentingnya sejarah, namun di sisi lain, emas telah terlanjur dilelehkan. Museum of Applied Arts and Sciences di Australia lantas membuat model dari bongkahan itu.
Dikutip dari situs resmi museum, hal itu dilakukan agar pengunjung memiliki gambaran yang jelas terkait kejadian penemuan emas, dan untuk menginspirasi sebagian dari mereka untuk menemukan bongkahan yang lain di kemudian hari.
Selain itu, pada tanggal yang sama, tahun 1985, perang antara bangsa Roma dan Kartago (Tunisia) --yang dinamakan Perang Punisia-- resmi berakhir. Ini adalah pertempuran terlama yang memakan waktu selama 2.131 tahun.
Lalu, masih di tanggal yang sama pada tahun 1783, gempa bermagnitudo 7,5 hingga 8 mengguncang Calabria, Italia. Hanya dalam 1 menit, 100 desa hancur lebur, beberapa di antaranya bahkan rata dengan tanah. Tak ada apapun yang tegak berdiri, tiada manusia yang selamat. Lindu dahsyat juga membelah tanah. Jurang sepanjang 1 mil (1,6 km), dengan kedalaman 100 kaki (30,4 meter) terbentuk tiba-tiba.
Advertisement