Liputan6.com, Riyadh - Wanita di Arab Saudi dikabarkan tidak lagi membutuhkan izin wali pria untuk bepergian.
Kebijakan itu, jika dikonfirmasi, akan menandai langkah kunci dalam membongkar kontrol yang telah menjadikan wanita sebagai warga negara kelas dua di negara mereka sendiri.
Menurut aturan baru itu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (2/8/2019), wanita Arab Saudi berusia di atas 21 dapat mengajukan paspor dan bepergian ke luar negeri, tanpa persetujuan wali pria, lapor surat kabar Okaz.
Advertisement
Baca Juga
Wanita Arab Saudi juga dilaporkan dapat mendaftarkan kelahiran dan kematian, di mana kedua hak tersebut sebelumnya hanya boleh dilakukan dengan perwalian pria.
Meski tidak menyebut dari mana informasi terkait didapat, namun surat kabar resmi Arab Saudi itu mengetwit bahwa amandemen aturan perjalanan, hukum perburuhan dan hukum status sipil akan dimasukkan dalam edisi berikutnya, lapor Bloomberg.
Langkah yang dilaporkan itu terjadi pada saat peningkatan pengawasan internasional terhadap status wanita di Arab Saudi.
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa wanita muda telah meninggalkan negara itu dan mengajukan permohonan kepada publik untuk meminta bantuan dalam mencari suaka dari keluarga mereka dan pemerintah Saudi.
Tahun lalu pihak berwenang menangkap banyak aktivis wanita paling terkemuka di negara itu dalam tindakan keras terhadap para aktivis.
Â
Â
Upaya Reformasi oleh MBS
Pangeran mahkota dan penguasa de facto negara itu, Mohammed bin Salman, telah berusaha menampilkan dirinya sebagai seorang reformis modernis sejak ditunjuk sebagai pewaris takhta pada 2017.
Para kritikus mengatakan, memenjarakan aktivis wanita di bawah pengawasannya dan perlakuan terhadap para pembangkang, termasuk Jamal Khashoggi, jurnalis yang dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul, memperkirakan rezim hanya menginginkan perubahan pada persyaratannya.
MBS telah membawa perubahan sosial dan ekonomi, yang bertujuan sebagian menyapih negara dari ketergantungannya pada pendapatan minyak.
Dia juga telah membongkar beberapa kontrol ketat terhadap wanita. Tahun lalu larangan mengemudi dicabut, dan peraturan diubah membebaskan perempuan dari izin perwalian pria untuk belajar di universitas, menjalani operasi atau mendapatkan pekerjaan.
Advertisement
MBS Tidak Lepas dari Sasaran Kritik
Putra mahkota juga telah mengekang kekuasaan polisi agama, yang pernah mengejar wanita yang mereka anggap berpakaian tidak sopan untuk memeriksa izin perwalian.
Perubahan itu disambut hangat oleh para aktivis, yang mengatakan sistem perwalian Arab Saudi telah membuat para wanitanya sebagai "anak di bawah umur", dan harus dibongkar seluruhnya.
Meski begitu, MBS telah dikritik karena peran Arab Saudi dalam perang saudara yang brutal di Yaman, dan pengejarannya yang tanpa henti terhadap musuh di dalam dan luar negeri, terutama yang paling menonjol adalah kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Sebuah laporan forensik oleh PBB mengatakan bahwa MBS harus diselidiki atas pembunuhan itu, karena ada "bukti yang dapat dipercaya" bahwa ia dan pejabat senior lainnya bertanggung jawab.
Mohammed bin Salman membantah terlibat.
Â
Simak video pilihan berikut:Â