Malaysia Hapus Peta China dari Film Abominable, Ada Apa?

Badan Sensor film Malaysia menghapus adegan dalam film animasi "Abominable" yang menunjukkan 'sembilan tanda garis' China di Laut China Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2019, 09:02 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2019, 09:02 WIB
Bendera Malaysia (AFP PHOTO)
Bendera Malaysia (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Sensor film Malaysia menghapus adegan dalam film animasi "Abominable" yang menunjukkan 'sembilan tanda garis' China di Laut China Selatan. Perintah itu dilakukan di tengah tensi yang makin tinggi antara negara-negara terkait klaim tumpang-tindih pada jalur laut itu.

Garis berbentuk huruf U digunakan di peta China untuk mengilustrasikan klaim teritorial terhadap wilayah luas Laut China Selatan, yang kaya sumber daya alam. Termasuk wilayah-wilayah yang diakui negara lain.

Vietnam sudah menghentikan penayangan film tersebut di bioskop-bioskop pada Senin 14 Oktober. Sedangkan Menteri Luar Negeri Filipina menyerukan agar adegan dalam film itu dipotong dan filmnya diboikot.

Badan Sensor Film Malaysia mengatakan, pihaknya sudah memberi izin untuk menayangkan film itu di bioskop-bioskop tanpa adegan yang menggambarkan peta itu.

"Film animasi berjudul "Abominable" sudah diizinkan untuk ditayangkan di Malaysia dengan syarat peta kontroversial itu dihapus dari film," kata Ketua Dewan Sensor Film Malaysia Mohamad Zamberi Abdul Aziz seperti dikutip dari VOAIndonesia, Jumat (18/10/2019).

Film itu akan ditayangkan di Malaysia mulai 7 November.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Film Produksi China

Abominable, Film Animasi Yang Menarik Untuk Ditunggu.
Abominable, Film Animasi Yang Menarik Untuk Ditunggu. Sumber foto : Universal Pictures Indonesia

Film "Abominable" bercerita tentang anak perempuan China yang menemukan Yeti tinggal di atap rumahnya. Film itu hasil produksi bersama Pearl Studio yang bermarkas di China dan Comcast yang dimiliki DreamWorks Animation.

Pearl Studio tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar yang dikirim via email. DreamWorks tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Empat negara Asia Tenggara – Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei Darussalam – serta Taiwan menantang klaim China atas Laut China Selatan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya