Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akhirnya mencabut sanksi terhadap Turki yang dijatuhkan sembilan hari lalu, atas tuduhan serangan terhadap pasukan Kurdi di Suriah.
Dilansir dari BBC, Kamis (24/10/2019), Trump memutuskan hal tersebut setelah Rusia bersama Turki sepakat untuk mengerahkan pasukan dalam memperpanjang gencatan senjata di sepanjang perbatasan Suriah.
Penyerangan yang dilakukan Turki bermula setelah Trump memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Suriah pada awal bulan ini.
Advertisement
"Biarkan orang lain yang bertempur dalam perang berkepanjangan yang mematikan ini," ujar Donald Trump dalam sebuah siaran televisi.
Keputusannya menerima kecaman keras dari kedua pihak, baik Demokrat maupun Republik karena penarikan pasukan militer yang tiba-tiba, karena Kurdi yang menjadi sasaran Turki, merupakan sekutu penting AS dalam perang melawan kelompok ISIS di wilayah tersebut.
Baca Juga
Turki memerintahkan operasi militer terhadap milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) - yang dianggap sebagai organisasi teroris - pada 9 Oktober, beberapa hari setelah penarikan pasukan AS diumumkan.
Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pasukan AS Meninggalkan Suriah
"Sanksi akan dicabut kecuali ada sesuatu yang tidak kita sukai," Trump mengumumkan pada hari Rabu.
Dia mengatakan Turki telah meyakinkannya bahwa itu akan menghentikan pertempuran di kawasan itu dan akan membuat gencatan senjata yang baru-baru ini disepakati menjadi permanen.
Turki ingin membangun 'zona aman' dari pasukan Kurdi sepanjang 30 km di sepanjang perbatasan Suriah. Pihaknya juga ingin melakukan relokasi bagi dua juta pengungsi Suriah yang kini bermukim di sana.
Departemen Keuangan AS kemudian mengkonfirmasi bahwa sanksi yang dijatuhkan pada 14 Oktober terhadap menteri pertahanan dan energi Turki, serta tiga pejabat senior negara itu, telah dicabut.
Presiden Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa ia akan menyisakan pasukan kecil di beberapa bagian negara untuk melindungi instalasi minyak.
Dia juga mendesak Turki untuk berkomitmen mengamankan militan IS, dan memastikan kelompok jihadis tidak mendapatkan kembali wilayah Suriah mana pun.
Seorang pejabat senior departemen luar negeri sebelumnya mengatakan lebih dari 100 tahanan IS telah melarikan diri dalam kekacauan sejak serangan Turki dimulai, dan belum ditemukan hingga saat ini.
Advertisement