Liputan6.com, Deventer - Warga Belanda kompak menghadapi pandemi Virus Corona COVID-19 yang melanda dunia. Solidaritas ini diwujudkan dengan tepuk tangan secara serentak untuk petugas medis yang menangani pasien COVID-19.
Suara tepuk tangan itu terdengar meriah selama tiga menit di berbagai sudut kota di lingkungan perumahan, pada Selasa 17 Maret malam waktu setempat. Warga melakukan aksi itu di pinggir jalan depan rumah, halaman belakang, balkon, atau di dalam rumah dan depan jendela kaca, karena Belanda dalam kondisi lockdown.
Baca Juga
Tepuk tangan secara serentak ini adalah bentuk solidaritas warga untuk menghadapi pandemi Virus Corona jenis baru. Terutama untuk mengucapkan terima kasih dan memberi semangat kepada petugas kesehatan termasuk perawat di panti jompo, petugas laboratorium, dan semua pihak yang terkait langsung menangani pasien COVID-19.
Advertisement
"Saya bertepuk tangan karena solidaritas untuk para petugas kesehatan, karena mereka semua bekerja keras untuk menyelamatkan warga dari serangan Virus Corona. mereka kerja siang malam, dan ini patut kita hargai. Jadi buat saya ini adalah bentuk dukungan dari kami warga di sini," kata Willy Overink, warga Belanda yang tinggal di Deventer.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Digaungkan di Facebook
Sementara Mutty Mashudi, warga Indonesia yang tinggal di Almere, rela berdiri di luar rumahnya selama 5 menit. "Saya bersama tetangga kompak bertepuk tangan di luar rumah, karena kami ingin menghargai mereka sekarang yang berada di rumah sakit. Bekerja siang dan malam membantu pasien. Padahal saya lagi sakit perut," kata Mutty saat dihubungi Liputan6.com.
"Saya melakukan aksi solidaritas ini dengan senang hati," lanjut Mutty.
Aksi tepuk tangan solidaritas selama tiga menit ini digaungkan melalui Facebook dan diteruskan melalui media sosial lainnya seperti WhatsApp atau instagram. Lebih dari 10 ribu pengguna Facebook di Belanda menyatakan bersedia ikut serta dalam aksi tepuk tangan ini.
Aksi tepuk tangan serentak rencananya akan dilakukan selama dua hari berturut-turut sejak Selasa 17 Maret hingga Rabu (18/3/2020). Tapi karena satu dan lain hal, aksi pada hari kedua ini dibatalkan.
Advertisement