Liputan6.com, Johannesburg - Kementerian Kesehatan Afrika Selatan mengatakan pada 1 Agustus bahwa kasus Corona COVID-19 di negara tersebut telah melampaui 500 ribu, sementara kasus di benua Afrika secara keseluruhan mendekati satu juta.
Afrika Selatan mencatat 10.107 kasus baru Corona COVID-19 baru yang terkonfirmasi, menjadikan total jumlahnya secara nasional mencapai 503.290, menurut kementerian itu.
Baca Juga
Selain itu, ada lebih dari 3 juta orang yang telah telah dites untuk virus sejauh ini di Afrika Selatan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (2/8/2020).
Advertisement
Sementara itu, negara tersebut telah mencatat 8.153 kematian akibat Virus Corona.
Menurut data Reuters, Afrika telah mencatat 934.558 kasus dan 19.752 kematian akibat Corona COVID-19, dan 585.567 kepulihan.
Pada akhir bulan Maret, Afrika Selatan sempat memberlakukan lockdown nasional untuk mencegah penyebaran virus, namun kini pembatasan telah dilonggarkan sebagai upaya untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan dalam pernyataan terpisah, "Penguncian berhasil menunda penyebaran virus lebih dari dua bulan, mencegah peningkatan infeksi yang tiba-tiba dan tidak terkendali pada akhir Maret."
Namun, selama dua bulan terakhir, imfeksi kembali melonjak karena pembatasan yang telah dilonggarkan.
Tetapi Presiden Ramaphosa menambahkan, bahwa peningkatan harian infeksi tampaknya menjadi stabil, terutama di Provinsi Western Cape, Gauteng dan Eastern Cape yang paling parah.
Saksikan Video Berikut Ini:
Penambahan Fasilitas Kesehatan yang Dibutuhkan
Pada pekan lalu, pakar kedaruratan utama WHO, Mike Ryan, sempat memperingatkan bahwa pengalaman yang dialami oleh Afrika Selatan merupakan awal untuk apa yang mungkin terjadi di seluruh Afrika.
Dengan kasus-kasus Virus Corona yang terjadi di Afrika Selatan, yang memiliki jumlah tertinggi kelima di dunia, telah membuat sistem perawatan kesehatan kian meluas.
Presiden Ramaphosa mengatakan, bahwa selama bulan Agustus, Proyek Ventilator Nasional akan mengirimkan 20.000 ventilator non-invasif yang diproduksi secara lokal ke daerah yang paling membutuhkan, ketika pemerintah terus mengerahkan fasilitas, peralatan, dan personel medis tambahan di provinsi yang masih mengalami peningkatan infeksi.
Advertisement