Liputan6.com, Seoul - Sebanyak 2.500 warga Korea Selatan dari berbagai daerah terpaksa mengungsi akibat banjir. Bencana itu disebabkan hujan deras yang intens dalam sepekan terakhir yang juga membuat ribuan bangunan rusak.
Dilaporkan Yonhap, Jumat (7/8/2020), warga yang mengungsi yakni 748 orang di provinsi Chungcheong Selatan, 628 orang di provinsi Gangwon, 479 orang di provonsi Gyeonggi, tiga di provinsi Gyeongsang Utara.
Di Seoul, ada enam orang yang mengungsi akibat banjir.
Advertisement
Baca Juga
Banjir ini telah merenggut nyawa 10 orang dan 17 orang menghilang. Bangunan yang rusak tercatat ada 6.162 yang terdiri atas 3.297 rumah dan fasilitas peternakan, sisanya adalah properti umum.
Badan penanggulangan bencana di Korea Selatan berkata sebanyak 4.085 bangunan sudah diperbaiki, namun hujan deras mempersulit perbaikan.
Pada Kamis kemarin, beberapa ruas jalan raya di Seoul ditutup secara parsial. Sebagian besar jalan tersebut sudah beroperasi pada Jumat pagi ini.
Pemerintah juga mengeluarkan peringatan banjir dari Sungai Han. Peringatan banjir itu adalah yang pertama dalam sembilan tahun terakhir.
Hujan deras diperkirkan akan terus turun pada akhir pekan ini di seluruh Korea Selatan. Beberapa prakiraan cuaca menyebut curah hijan mencapai 300 mm.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ada Longsor
Awal pekan ini, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan pada hari Minggu mengatakan bahwa hujan deras telah menyebabkan tanah longsor di puluhan tempat dan membanjiri daerah perumahan dan jalan.
Banyak kerusakan terjadi di wilayah metropolitan Seoul dan wilayah tengah negara itu.
Menurut laporan DW pada Senin lalu, setidaknya 5 orang dilaporkan telah ditemukan tewas, sementara sekitar 8 lainnya tampaknya telah hilang dalam kejadian tersebut.
Di antara korban meninggal terdapat di antaranya adalah seorang wanita yang diyakini telah tewas dalam ledakan gas setelah tanah longsor menyelimuti kandang sapi, dan seorang pria yang meninggal ketika sebuah peternakan ayam ditelan lumpur.
Tiga orang dari keluarga yang sama - seorang wanita, anak perempuan dan menantunya - termasuk di antara mereka yang hilang setelah hujan lebat menelan mereka di provinsi Danyang.
Sebagai dampak dari kejadian tersebut, layanan kereta api terganggu pada tiga jalur kereta yang berjalan di bagian tengah dan timur negara itu.
Beberapa jalan juga harus ditutup karena tanah longsor.
Pada hari Minggu sore, peringatan hujan lebat dikeluarkan untuk Seoul dan Provinsi Gyeonggi, dengan hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Senin pagi.
Sekitar 360 orang dilaporkan telah kehilangan tempat tinggal pada hari Minggu sore.
Advertisement