Liputan6.com, Jakarta- Kematian seorang pejabat tinggi Al Qaeda di Afghanistan telah dikonfirmasi pejabat Amerika Serikat.
Namun, berbeda dari yang telah dilaporkan sebelumnya, teroris yang tewas itu tampaknya bukan orang kedua di jajaran kelompok militan tersebut.
Baca Juga
Dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (27/10/2020) kematian Abu Muhsin al-Masri dari kelompok Al Qaeda dipastikan seorang pejabat AS, yang enggan diungkapkan identitasnya.
Advertisement
Pejabat itu mengatakan pasukan AS memberikan dukungan dalam operasi yang dipimpin oleh pasukan Afghanistan di Provinsi Ghazni.
Gedung Putih memberikan pujian atas operasi oleh Afghanistan itu pada 26 Oktober 2020 melalui Twitter, dan menyebut serangan yang berhasil terhadap al-Masri merupakan "berita yang patut diterima dengan baik."
We commend the Afghan forces for their successful operation against al-Qa’ida senior leader Abu Muhsin al-Masri. His removal is welcome news in the fight against Al-Qa’ida and denying it a safe haven in Afghanistan.
— NSC (@WHNSC) October 26, 2020
Pada 24 Oktober 2020, Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan (NDS) pertama kali mengumumkan kematian al-Masri itu melalui sebuah postingan di Twitter.Â
Dalam postingan berikutnya, al-Masri digambarkan oleh NDS dan para pejabat Afghanistan sebagai pejabat nomor dua pada afiliasi Al Qaeda, yaitu Al Qaeda di Anak Benua India (AQIS).
Selain itu, NDS juga mengatakan bahwa al-Masri dekat dengan pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri, dan bahwa dia telah tinggal di Afghanistan di bawah perlindungan Taliban.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kematian al-Masri Disebut Sebagai Kemunduran Besar Bagi Al Qaeda
Dalam tanggapannya terhadap postingan Twitter NDS, Direktur Pusat Kontraterorisme Nasional AS, Christopher Miller, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pembunuhan al-Masri "merupakan kemunduran besar" bagi Al Qaeda.
Selain itu, Miller juga menyebutkan bahwa tewasnya al-Masri, "menunjukkan berkurangnya efektivitas organisasi teroris itu."
Meskipun signifikan, beberapa pejabat kontraterorisme AS dan internasional memberi tahu VOAÂ bahwa kematian al Masri bukanlah pukulan seperti yang digambarkan selama ini.
Para pejabat itu mengungkapkan bahwa pejabat nomor dua Al Qaeda, dan kemungkinan penerus al-Zawahiri, adalah al-Masri lainnya, yakni Abu Muhammad al-Masri, yang juga dikenal sebagai Abdullah Ahmed Abdullah.
Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah hingga US$10 juta (Rp. 146 miliar) untuk informasi yang menjurus pada penangkapan Abu Muhammad al-Masri, walaupun keduanya masuk dalam daftar Orang Paling Dicari FBI.Â
Pada 25 Oktober 2020, dalam serangkaian postingan di Twitter, Presiden Ashraf Ghani memuji pasukan Afghanistan atas serangan yang menewaskan Abu Muhsin al-Masri tersebut.
Advertisement