Liputan6.com, Washington, D.C. - Amerika Serikat masih menunggu hasil pemilu 2020. Sejauh ini, calon petahana Donald Trump dilaporkan menang di Ohio yang merupakan swing-state.
Kemenangan Donald Trump di Ohio dilaporkan oleh Fox News dan situs pemilu Decision Desk HQ. Ohio memiliki 18 elektor.
Advertisement
Baca Juga
Ohio merupakan salah satu negara bagian penentu di pemilu AS 2020. Negara bagian penentu lainnya adalah Pennsylvania, Michigan, dan Wisconin. Tiga negara bagian itu masih menghitung suara pemilih.
Sejauh ini, Donald Trump masih unggul di tiga negara bagian itu.
Sementara, Fox News yang dikutip Rabu (4/11/2020), melaporkan Joe Biden berhasil merebut Arizona dari Donald Trump dan Partai Republik. Kursi senator di Arizona juga dimenangkan oleh Partai Demokrat.
Arizona memiliki 11 elektor. AP News menyebut Joe Biden unggul 200 ribu suara di negara bagian itu.
Sejauh ini, Joe Biden sudah meraih 209 elektor dan Trump baru mendapat 118. Keunggulan Joe Biden didukung kemenangan di California yang memiliki 55 elektor.
Berdasarkan pantauan sementara, Donald Trump unggul di Texas, Florida, dan Georgia.
Video Pemilu AS 2020:
Donald Trump Akan Lanjutkan Agenda America First Bila Terpilih Lagi
Apabila Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali berkuasa, ia dinilai akan melanjutkan agenda America First. Ini berarti AS akan terus mengutamakan kepentingan domestik ketimbang internasional.
Selama memerintah di periode pertama, Presiden Donald Trump berulang kali menunjukan siap anti-globalisme. Ia mengutamakan pebisnis AS, enggan terlibat di konflik Timur Tengah.
Donald Trump bahkan berani mengkritik NATO karena masalah anggaran, serta keluar dari WHO karena organisasi itu dinilai pro-China, meski AS memberi anggaran terbanyak.
"Trump orangnya sangat transaksional," ujar Guru Besar Politik Internasional Aleksius Jemadu kepada Liputan6.com, Rabu (4/11/2020).
"Maka Trump akan menggunakan hubungan interasional sebagai instrumen untuk America First itu dan itu sesuatu yang dia akan tingkatkan setelah dia tahu 'saya didukung' (pada pemilu 2020)," lanjut Aleksius.
Aleksius menyiratkan hal itu bisa menjadi masalah, sebab Indonesia butuh kerja sama internasional pada pandemi COVID-19 sebab sumber daya internal belum mencukupi. Pendekatan multilateralisme itu disebut lebih mungkin terjadi apabila Joe Biden yang terpilih.
Berbeda dari Donald Trump, pemerintahan Joe Biden diprediksi akan melanjutkan pendekatan negosiasi ala mantan Presiden Barack Obama.
"Maka kita lihat bahwa pendekatan yang lebih multilateral untuk negotiate adalah hal yang bisa kita antisipasi," jelas Aleksius.
Advertisement