Liputan6.com, Jakarta - Pada Natal 2020, infeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai 79 juta kasus. Tanpa disadari, Indonesia juga sudah masuk 5 besar kasus tertinggi di benua Asia.Â
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Jumat (25/12/2020), Indonesia peringkat 4 di Asia dengan total kasus 692 ribu. Tiga negara yang mencatat kasus tertinggi di benua ini adalah India (10,1 juta), Turki (2,1 juta), dan Iran (1,1 juta).Â
Baca Juga
Ini artinya Indonesia memiliki kasus tertinggi nomor dua di Asia Pasifik dan Asia Tenggara.Â
Advertisement
Setelah Indonesia, kasus tertinggi di Asia berada di Irak (588 ribu), Bangladesh (506 ribu), Pakistan (467 ribu), dan Filipina (465 ribu).Â
Secara global, Amerika Serikat masih mendata kasus tertinggi sebanyak 18,6 juta. Pemerintah AS saat ini sedang mendistribusi vaksin COVID-19, prioritas utamanya adalah lansia dan tenaga kesehatan di garis depan.
Korban meninggal akibat COVID-19 yang tercatat mencapai 1,7 juta kasus. Jumlah pasien sembuh relatif tinggi, yakni 44,7 juta.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
YLKI: Indonesia Jadi Juara Angka Positif COVID-19 di Asia
Penangangan pandemi di Indonesia yang tidak maksimal memberi dampak berat bagi dunia bisnis dan ekonomi.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menjelaskan, pemerintah terus membuat kebijakan yang saling tarik menarik antara kesehatan ekonomi. Hasilnya tidak ada yang maksimal. Jumlah positif Corona COVID-19 terus meningkat tetapi ekonomi juga resesi. Â
"Akhirnya seperti sekarang, ekonomi kita resesi kemudian COVID juga menjadi juara di level Asia," kata Tulus Abadi, dalam diskusi Mudik Natal dan tahun Baru 2021 di Masa Pandemi COVID-19, Senin 21 Desember 2020.
"Ini ada sesuatu yang mesti dipertanyakan dengan tegas terkait dengan politik penanganan pandemi sampai dengan detik ini maunya seperti apa?" kata dia.
Advertisement
Satgas Minta Wilayah Zona Oranye Perketat Penanganan COVID-19
Satgas COVID-19 menegaskan zona Oranye atau daerah berstatus risiko sedang penularan COVID-19 bukanlah zona yang aman untuk ditempati.
Sayangnya, zona ini diisi mayoritas kabupaten/kota di Indonesia. Satgas Penanganan COVID-19 menyoroti sejumlah daerah yang saat ini masih menghuni zona oranye, jumlahnya mencapai 378 kabupaten/kota.Â
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyoroti 28 kabupaten/kota yang skornya hampir mendekati zona merah.
"Zona merah berarti skornya dibawah 1,81. Zona oranye skornya antara 1,81 - 2,4 dan zona kuning 2,41 -3 dan zona hijau lebih dari 3," katanya dalam keterangan Jumat (25/12/2020)
Wiku menyebutkan daerah-daerah yang perlu serius menyikapi skor tersebut diantaranya di Mihasa Selatan (Sumatera Utara), Sumba Tengah (NTT), Banyumas (Jawa Tengah) dan Kota Bekasi (Jawa Barat). Gunung Mas dan Barito Timur (Kalimantan Tengah), Bekasi (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta) dan Kota Palembang (Sumatera Selatan). Lalu skor 1,83 ada 2 daerah yakni Jepara (Jawa Tengah) dan Bandung (Jawa Barat). Skor 1,84 di Mukomuko (Bengkulu) dan Kota Medan (Sumatera Utara).
"Sedikit lagi pemimpin daerah dan masyarakat lengah, maka kabupaten/kota ini dapat berpindah menjadi zona merah COVID-19 pada minggu depan dan berkontribusi terhadap naiknya angka zona merah di tingkat nasional. Tentunya ini jangan sampai terjadi, dan harus kita hindari," pesan Wiku.
Infografis COVID-19:
Advertisement