Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serkat berduka, Woodrow Wilson, presiden ke-28 Amerika Serikat, meninggal dunia di Washington, D.C., pada usia 67 tahun pada 3 Februari 1924.
Wilson dari Jersey terpilih menjadi presiden pada tahun 1912, dalam sebuah kemenangan besar dari Partai Demokrat atas petahana dari Partai Republik William Howard Taft dan kandidat Partai Progresif Theodore Roosevelt.
Baca Juga
Selama masa jabatan kepresidenannya, titik fokus utama Presiden Wilson adalah pecahnya Perang Dunia I dan upayanya untuk mengakhiri konflik secara damai sambil mempertahankan netralitas AS.
Advertisement
Pada tahun 1916, ia terpilih kembali sebagai presiden pada akhir persaingan ketat melawan Charles Evans Hughes, penantang dari Partai Republik.
Kemudian tahun 1917, pembaruan perang kapal selam Jerman melawan kapal-kapal netral Amerika, dan "Zimmerman Note", yang mengungkapkan proposal aliansi rahasia oleh Jerman ke Meksiko, memaksa Wilson untuk mendorong Amerika masuk ke dalam perang.
Dikutip dari History, Rabu (3/2/2021), pada akhir perang, Presiden Wilson melakukan perjalanan ke Prancis, di mana dia memimpin delegasi Amerika Serikat ke konferensi perdamaian untuk mencari penyelesaian resmi dari konflik tersebut.
Di Versailles, Wilson adalah satu-satunya pemimpin Sekutu yang meramalkan kesulitan masa depan yang mungkin timbul dari pemaksaan syarat perdamaian dalam menghukum Jerman yang kala itu secara ekonomi hancur.
Ia juga berhasil menganjurkan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa sebagai sarana menjaga perdamaian di dunia pascaperang. Pada November 1920, Presiden Wilson dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian atas usahanya di Versailles.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kisah Akhir Hidup Presiden Woodrow Wilson
Pada musim gugur tahun 1919, saat berkampanye di Amerika Serikat untuk memenangkan persetujuan Perjanjian Versailles dan Liga Bangsa-Bangsa, Wilson menderita stroke parah yang melumpuhkan sisi kirinya dan menyebabkan kerusakan otak yang signifikan.
Penyakit ini kemungkinan penyebab pada kegagalan Wilson yang tidak biasa untuk mencapai kompromi dengan lawan Amerika terhadap perjanjian Eropa, dan pada November Senat AS menolak untuk meratifikasi Perjanjian Versailles atau Liga Bangsa-Bangsa.
Selama tahun terakhir masa jabatannya, ada bukti bahwa istri kedua Wilson, Edith Bolling Galt Wilson, mungkin pernah menjabat sebagai presiden lantaran presiden sesungguhnya dalam kondisi yang lemah dan terbaring di tempat tidur.
Pada Maret 1921, masa jabatan Wilson berakhir, dan dia pensiun bersama istrinya di Washington, D.C, di mana dia tinggal di sana sampai kematiannya pada 3 Februari 1924.
Dua hari kemudian, dia dimakamkan di Katedral Nasional Washington.
Reporter: Veronica Gita
Advertisement