Banjir di Wilayah Timur Laut India, Ratusan Orang Mengungsi di Atap Rumah

Banjir yang melanda wilayah Timur Laut India membuat ratusan orang harus mengungsi di atap rumah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 31 Agu 2021, 05:51 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 05:42 WIB
Penduduk desa berlindung di tempat yang lebih tinggi setelah hujan yang tak henti-hentinya membanjiri negara bagian Assam, India, Biju. (BORO AFP)
Penduduk desa berlindung di tempat yang lebih tinggi setelah hujan yang tak henti-hentinya membanjiri negara bagian Assam, India, Biju. (BORO AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir melanda wilayah timur laut India, di mana ratusan ribu orang terdampar di atap rumah mereka atau melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi karena hujan yang deras.

Hujan yang tak kunjung berhenti selama lebih dari seminggu mengakibatkan sungai Brahmaputra dan sungai-sungai besar lainnya meluap di seluruh negara bagian Assam dan Bihar. Demikian seperti mengutip AFP, Selasa (31/8/2021). 

Banjir setinggi dua meter (6,6 kaki) telah menenggelamkan banyak desa. 

Para ahli mengatakan banjir tahunan yang melanda wilayah itu semakin parah karena perubahan iklim.

Di satu bendungan, pihak berwenang terpaksa harus menguragi volume air karena khawatir tembok itu akan runtuh.

Banjir juga mengancam cagar alam yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO yang merupakan rumah bagi konsentrasi terbesar badak bercula satu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Evakuasi Warga

Dramatis, Perjuangan Anak 2 Tahun Bertahan dari Derasnya Sungai
Ilustrasi banjir

Puluhan ribu orang terjebak di desa-desa yang terputus aksesnya oleh banjir dan pemerintah negara bagian mengatakan lebih dari 400.000 telah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.

Anuwara Khatun (16) mengatakan dia dan keluarganya telah menghabiskan hampir seminggu di atap rumah mereka di Ghasbari di distrik Morigaon, Assam.

"Ketinggian air telah meningkat selama lima hari sekarang," katanya kepada AFP melalui telepon dari desanya yang dilanda bencana di tepi sungai Brahmaputra.

"Banyak keluarga yang terjebak di atap rumah mereka. Ada kekurangan pasokan penting sehingga kami hanya makan sekali sehari. Tidak ada kebersihan di sini."

Santosh Mandal memindahkan keluarganya ke gundukan pasir di distrik Supaul Bihar setelah desanya terendam banjir.

"Tidak ada air bersih untuk diminum, makanan untuk dimakan, dan anak-anak menangis minta susu. Kami berdoa meminta bantuan karena pemerintah belum mengirimkan bantuan," kata Mandal.

Pemerintah Bihar telah mengirim perahu penyelamat untuk menyelamatkan orang-orang, tetapi ini terkonsentrasi di distrik-distrik yang paling parah dilanda bencana.

Pemerintah Bihar dan Assam mengatakan lebih dari 12.000 orang berada di kamp-kamp bantuan.

Pemerintah Bihar membuka bendungan Valmiki Gandak, memperingatkan orang-orang di desa-desa terdekat untuk pindah, setelah hujan turun dalam 24 jam.

Sekitar 70 persen dari Taman Nasional Kaziranga seluas 430 kilometer persegi (166 mil persegi) di Assam berada di bawah air, mengancam badak bercula satu yang langka serta gajah dan babi hutan.

Himanta Biswa Sarma, menteri utama Assam, pada hari Senin membuat "imbauan mendesak" bagi lalu lintas untuk menghindari jalan raya utama melalui cagar alam.

Dia mengatakan hewan yang mencari perlindungan di jalan raya sekarang terancam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya