Ilmuwan Jepang Rancang Masker Pendeteksi COVID-19, Terbuat dari Sel Burung Unta

Peneliti Jepang mengembangkan masker yang menggunakan antibodi burung unta untuk mendeteksi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Des 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 11 Des 2021, 18:35 WIB
Warga Jepang Dihimbau Tidak Berkumpul Saat Menikmati Bunga Sakura
Seorang wanita mengenakan masker melewati pohon sakura di taman Ueno, Tokyo, Jepang (12/3/2020). Di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, Gubernur Tokyo Yuriko Koike menghimbau warga menghindari kerumunan saat pesta tradisional "hanami". (AFP/Philip Fong)

Liputan6.com, Tokyo - Peneliti Jepang mengembangkan masker pendeteksi COVID-19 yang menggunakan antibodi burung unta.

Masker itu akan bercahaya di bawah sinar ultraviolet apabila virus terdeteksi, Reuters mewartakan, sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (11/12/2021).

Penemuan oleh Yasuhiro Tsukamoto dan timnya di Universitas Prefektural Kyoto di Jepang bagian barat mampu menawarkan tes COVID-19 yang terjangkau di rumah, katanya dalam siaran pers.

Peneliti memulai dengan menciptakan penyaring masker yang dilapisi antibodi burung unta yang menyasar virus COVID-19 baru, berdasarkan riset sebelumnya yang menunjukkan bahwa burung tersebut memiliki daya tahan kuat terhadap penyakit.

Dalam penelitian kecil, subjek uji mengenakan masker tersebut dan setelah delapan jam, penyaring dilepas dan disemprot bahan kimia yang bercahaya di bawah sinar ultraviolet jika terdapat virus.

Penyaring yang digunakan oleh orang yang terinfeksi virus COVID-19 bercahaya di sekitar area hidung dan mulut.

Tim berharap untuk mengembangkan lebih lanjut masker itu, sehingga masker itu akan bersinar secara otomatis tanpa pencahayaan khusus apabila virus terdeteksi.

 

Riset Kegunaan Sel Burung Unta Selama Bertahun-tahun

Sunyi Sepi Bandara di Jepang Tanpa Kunjungan Turis Asing
Petugas berdiri di ruang keberangkaatn yang kosong di bandara internasional Haneda Tokyo, Selasa (30/11/2021). Jepang melarang semua warga asing memasuki negaranya mulai Selasa (30/11) hingga sebulan ke depan untuk mengantisipasi penyebaran varian Covid-19 Omicron. (Philip FONG/AFP)

Tsukamoto, seorang profesor kedokteran hewan dan pemimpin universitas itu sudah mempelajari burung unta selama bertahun-tahun untuk mencari cara mengadaptasikan kekuatan imunitas mereka untuk melawan flu burung, alergi, dan penyakit lainnya.

Tsukamoto mengatakan kepada kantor berita Kyodo bahwa ia mendapatkan dirinya positif COVID-19 setelah ia memakai satu dari masker khusus itu dan menemukan bahwa itu bersinar saat diperiksa.

Diagnosis terkonfirmasi setelah ia menjalani tes COVID-19 standar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya