Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan (Korsel) kembali mencatat rekor kenaikan jumlah kasus COVID-19. Berdasarkan data kementerian kesehatan Korsel, ada tambahan 16 ribu kasus baru per Jumat (28/1/2022).
Ada 316 kasus baru yang masuk kategori parah dan 967 orang dibawa ke rumah sakit. Rata-rata ada 10 ribu kasus Virus Corona di Korsel pekan ini.
Advertisement
Baca Juga
Totalnya, ada 793 ribu kasus COVID-19 yang ada di Korsel saat ini. Pasien meninggal ada 6.678 orang yang didominasi usia 60 tahun ke atas.
Menurut laporan Yonhap, mulai Kamis pekan depan, pemerintah Korsel akan menyediakan alat tes mandiri dan obat-obat COVID-19 seperti Paxlovid. Kualitas rawat di rumah juga akan ditingkatkan.
Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol berkata akan mendorong supaya perawatan COVID-19 akan sama seperti sistem kesehatna biasa ketimbang dipisahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jakarta Juga Mulai Alert
Beralih ke dalam negeri, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengingatkan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dalam kondisi saat ini tidak lagi aman.
Hal ini berdasarkan data harian kasus COVID-19 kemarin, 26 Januari 2022 terdapat 7 ribuan kasus, tepatnya 7.010, apalagi dengan positivity rate lampaui 10 persen.
"Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman," kata Zubairi lewat cuitan di akun Twitter @ProfesorZubairi.
"Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100% dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," sarannya.
Menurut pria yang karib disapa Prof Beri ini, opsi sekolah lewat pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa dipilih untuk kondisi saat ini. Untuk daerah zona merah COVID-19 sebaiknya kembali ke sekolah virtual alias online.
"Sedangkan yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM," kata dia.
Advertisement