Hakim Agung Amerika Serikat Clarence Thomas Ketahuan Tidak Melaporkan Fasilitas Perjalanan Mewah, Termasuk ke Indonesia

Perjalanan Hakim Agung Clarence Thomas ke Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan menelan biaya sebesar US$ 500 ribu atau sekitar Rp7,4 miliar.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Apr 2023, 13:06 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 13:06 WIB
Hakim Agung Amerika Serikat Clarence Thomas menjadi sorotan setelah terungkap menerima fasilitas perjalanan mewah dari miliarder real estate Harlan Crow, termasuk ke Indonesia pada tahun 2019. (Dok. AP/Scott Applewhite)
Hakim Agung Amerika Serikat Clarence Thomas menjadi sorotan setelah terungkap menerima fasilitas perjalanan mewah dari miliarder real estate Harlan Crow, termasuk ke Indonesia pada tahun 2019. (Dok. AP/Scott Applewhite)

Liputan6.com, Washington - Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) Clarence Thomas menjadi sorotan setelah laporan organisasi jurnalisme invetigasi nirlaba, ProPublica, mengungkap bahwa dia menerima fasilitas perjalanan mewah dari miliarder real estate Harlan Crow hampir setiap tahun selama dua dekade. Crow yang konservatif merupakan donor terkemuka Partai Republik.

Menurut ProPublica, perjalanan tersebut mencakup dengan kapal pesiar mewah dan jet pribadi milik Crow serta satu pekan yang dihabiskan di pegunungan Adirondack setiap musim panas.

Propublica menyebutkan bahwa satu perjalanan Thomas termasuk ke Indonesia pada tahun 2019, yang diperkirakan menelan biaya sebesar US$ 500 ribu atau sekitar Rp7,4 miliar (nilai tukar saat ini Rp14.909 per US$ 1).

Dalam pernyataannya pada Jumat (7/4/2023), Thomas mengklaim bahwa dia telah meminta saran dari kolega dan pihak lain dan mereka memberitahunya bahwa keramahtamahan pribadi semacam itu dari teman dekat, yang tidak memiliki urusan hukum, tidak perlu dilaporkan.

"Saya telah berusaha untuk mengikuti nasihat itu selama masa jabatan saya dan selalu berusaha mematuhi pedoman pengungkapan," sebut Thomas seperti dilansir BBC, Selasa (11/4).

Thomas menggambarkan Crow dan istrinya, Kathy Crow, sebagai teman dekat kesayangan, di mana mereka telah menjalin pertemanan selama lebih dari 25 tahun.

Sementara itu, Crow mengatakan kepada ProPublica bahwa perjalanan dengan Thomas dan istrinya, Ginni Thomas, tidak berbeda dengan keramahan yang telah dia dan istrinya berikan kepada banyak teman baik mereka lainnya.

"Hakim Thomas dan Ginni tidak pernah meminta keramahan seperti ini," sebut Crow.

Crow menambahkan bahwa perjalanannya dengan Thomas tidak pernah membahas kasus hukum dan dia juga tidak mengetahui adanya upaya oleh tamu lain untuk melobi atau berusaha memengaruhi Thomas dalam kasus apa pun.

"Saya tidak akan pernah mengundang siapa pun yang saya yakini memiliki niat untuk melakukan itu," tegas Crow. "Ini adalah pertemuan antar teman."

Menurut ProPublica, salah satu hadiah mewah yang pernah diterima Thomas adalah menginap di resort khusus pria, Bohemian Grove, yang sangat rahasia di California.

Politikus Demokrat Minta Thomas Dimakzulkan

Ilustrasi hukum. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi hukum. (Dok. Pixabay)

Beberapa anggota parlemen Demokrat sekarang menyerukan penyelidikan dan kode etik yang lebih ketat untuk hakim agung.

"Ini di luar kepartaian atau keberpihakan. Tingkat korupsi ini mengejutkan - hampir seperti kartun," kata anggota Kongres dari Partai Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez di Twitter. "Thomas harus dimakzulkan".

Thomas adalah salah satu dari enam hakim konservatif dari sembilan anggota Mahkamah Agung AS. Laporan ProPublica baru-baru ini bukan kali pertama dia menjadi sorotan.

Pada tahun 2004, Los Angeles Times melaporkan bahwa Thomas menerima hadiah dan penerbangan jet pribadi dari Crow, termasuk patung Abraham Lincoln seharga US$ 15 ribu dan Alkitab seharga US$ 19.000 yang dulunya milik Frederick Douglass, seorang abolisionis kulit hitam AS Abad ke-19.

Tahun lalu, ahli hukum konservatif itu menuai kontroversi setelah terungkap bahwa istrinya berulang kali mendesak staf Donald Trump di Gedung Putih untuk membatalkan pemilu presiden 2020. Kritikus menegaskan, hakim seharusnya tidak mengurusi kasus terkait pemilu.

Istri Thomas kemudian mengatakan kepada komite kongres yang menyelidiki kerusuhan 6 Januari di Capitol bahwa dia menyesali "semua teks itu".

Thomas menjadi hakim agung setelah serangkaian sidang Senat pada tahun 1991, di mana dia menolak tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wanita yang bekerja untuknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya