Liputan6.com, Santa Fe - Seorang pria yang bermimpi untuk pergi ke ruang angkasa saat duduk di bangku sekolah, akan segera mewujudkan impian tersebut, sembari membawa sebuah buku catatan sekolah lama miliknya.
Di dalam buku itu, ia dengan memprediksi bahwa suatu hari nanti dia akan meninggalkan planet Bumi dan menuju ruang angkasa.
Baca Juga
Pebisnis Trevor Beattie, adalah sosok yang akan membawa mimpi semasa sekolah. Ia tergabung dalam misi turis ke ruang angkasa terbaru dari Virgin Galactic.
Advertisement
Melansir dari BBC, Minggu (22/10/2023), ia dan sekelompok "Herbert" lainnya telah mengeluarkan banyak uang untuk hak istimewa ini.
Trevor Beattie, yang lahir di Birmingham dan berusia 64 tahun saat ini adalah seorang eksekutif periklanan.
Ia dijadwalkan untuk lepas landas dari Spaceport America di New Mexico pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Di bawah kursi pilot Kelly Latimer, akan ada buku catatan yang ia tulis semasa bersekolah di Moseley School of Art. Dalam catatan itu terpampang mimpinya.
Pada laman terakhir buku itu, sengaja ia sisakan satu lembar bagian. Tujuannya untuk menempelkan berita surat kabar tentang keberhasilannya.
Mimpi ini bermula ketika ia melihat bintang-bintang. Ketika itu ia berusia 11 tahun. Sejak saat itu ia terobsesi dengan misi Apollo NASA.
Bayar Miliaran Rupiah Untuk Pergi ke Luar Angkasa
Pahlawan Apollo-nya atau yang menjadi panutannya adalau Buzz Aldrin.
Jika berhasil maka Beattie akan menjadi manusia ke-667 yang meninggalkan planet ini. Dia mengatakan, sudah membeli tiket perjalanan ini 18 tahun yang lalu ketika harganya jauh lebih murah, meskipun perjalanan tersebut tetap menghabiskan ratusan ribu pound atau sekitar miliaran rupiah.
"Inilah kenyataannya, aku sangat bangga dengan itu," jelasnya.
"Aku adalah anak miskin, lahir di Brighton Road, Balsall Heath, dan sekarang aku berdiri di spaceport di New Mexico dan akan pergi ke ruang angkasa."
Â
Advertisement
Bawa Foto Orangtua Untuk Menemani ke Luar Angkasa
Buku catatan berisi mimpi bukan satu-satunya barang yang akan menemani perjalan Trevor Beattie.
Ia mengatakan, juga membawa barang-barang lain yang "sangat penting."
Di antaranya adalah foto orang tuanya, Jack dan Ada.
"Mereka (kedua orang tuannya) kini sudah meninggal beberapa tahun terakhir. Tapi aku yakin mereka mengawasiku dan mungkin aku akan mendapatkan kesempatan mewujudkan impian ku."
"Aku pernah bertanya kepada salah satu astronot Bulan untuk memberikan satu nasihat ketika aku di tiba sana nanti, dan dia berkata, 'lihat keluar dari jendela, nak, lihat keluar dari jendela'. Jadi, aku akan banyak melihat keluar jendela."
Anak dan Ibu Pertama yang Pergi ke Luar Angkasa
Selain Beattie, ada juga penerbangan umum ke luar angkasa lainnya yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Seorang mahasiswi Universitas Aberdeen yang berusia 18 tahun bersama sang ibu akan melakukan perjalanan ke luar angkasa, setelah menang dan mendapatkan tempat di penerbangan komersial kedua Virgin Galactic dalam undian hadiah.
NY Post menyebut seorang ibu dari Karibia dan putrinya yang berusia 18 tahun itu memenangkan wisata gratis ke luar angkasa dari Virgin Galactic.
Anastatia Mayers dan ibunya, Keisha Schahaff, akan menjadi ibu dan putrinya yang pertama kali yang pergi ke luar angkasa. Mereka juga akan menjadi orang pertama dari Karibia yang melakukan perjalanan tersebut.
Melansir dari BBC, Jumat (11/8/2023), pasangan ibu dan anak ini lepas landas dari New Mexico pada Kamis, 10 Agustus.
Keisha sedang dalam perjalanan ke Inggris untuk mengurus visa putrinya ketika dia mengikuti kompetisi tersebut. Dia sedang naik pesawat Virgin Atlantic dari Antigua menuju London ketika tiba-tiba iklannya muncul.
"Saya mengisi undian ini, dan tiba-tiba beberapa bulan kemudian saya mendapatkan korespondensi yang mengatakan bahwa saya adalah finalis 20 besar, kemudian finalis 5 besar, hingga akhirnya menjadi pemenang," kata Keisha.
"Tiba-tiba, siapa yang masuk ke halaman rumah saya? Richard Branson. Seluruh tim datang ke rumah saya dan mengatakan 'kamu adalah pemenang, kamu akan pergi ke luar angkasa'."
Anastatia mengatakan bahwa keputusannya untuk berkuliah di Skotlandia dari tempat tinggalnya di Karibia telah membawanya pada kesempatan ini.
"Jika saya tidak secara acak memilih Universitas Aberdeen dan mengurus visa ..., kami mungkin tidak akan pergi ke luar angkasa," katanya.
"Rasanya banyak hal yang harus terjadi pada saat-saat tertentu agar kami bisa sampai di sini."
Mahasiswa filsafat dan fisika tahun kedua ini mengatakan bahwa datang untuk belajar di Skotlandia adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidupnya tetapi telah "membawa hal-hal yang luar biasa terjadi".
Advertisement