AS Minta Bantuan China hingga Arab Saudi untuk Cegah Serangan Balasan terhadap Israel

AS berharap menghindari eskalasi konflik setelah Iran menegaskan akan melancarkan pembalasan atas serangan Israel terhadap gedung konsulat mereka di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Apr 2024, 10:15 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2024, 10:15 WIB
Gedung Konsulat Iran di Damaskus luluh lantak pasca serangan rudal Israel pada Senin (1/4/2024).
Gedung Konsulat Iran di Damaskus luluh lantak pasca serangan rudal Israel pada Senin (1/4/2024). (Dok. Omar Sanadiki/AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken meminta menteri luar negeri China dan rekan-rekannya yang lain untuk menggunakan pengaruh mereka dalam mencegah Iran menyerang Israel. Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri AS pada Kamis (11/4/2024).

"Menlu Blinken berbicara melalui telepon beberapa hari terakhir dengan rekan-rekannya dari China, Turki, Arab Saudi, dan Eropa untuk memperjelas bahwa eskalasi bukanlah kepentingan siapa pun dan bahwa negara-negara tersebut harus mendesak Iran untuk tidak melakukan eskalasi," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller seperti dilansir CNA, Jumat (12/4). 

Selain itu, kata Miller, Menlu Blinken juga berbicara melalui telepon dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant untuk menegaskan kembali dukungan kuat AS kepada Israel dalam melawan berbagai ancaman.

Iran telah berjanji untuk melancarkan pembalasan atas serangan Israel pada 1 April yang meratakan gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, menewaskan tujuh anggota elite Garda Revolusi Iran termasuk dua jenderal. 

Sementara itu, Menhan Israel pada Kamis menegaskan pihaknya akan menanggapi secara langsung setiap serangan yang dilakukan Iran.

"Serangan langsung Iran memerlukan tanggapan Israel yang tepat terhadap Iran," kata Gallant kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

AS Juga Bersiap atas Serangan Balasan Iran

Ilustrasi Amerika Serikat
Ilustrasi Amerika Serikat (Dok. Pixabay/oohhsnapp)

Pihak AS pada Kamis pula menerangkan mereka telah membatasi stafnya di Israel dan anggota keluarga mereka untuk melakukan perjalanan pribadi ke luar wilayah Tel Aviv, Yerusalem, dan Be'er Sheva di tengah ancaman balasan Iran.

Sebelumnya, Presiden Joe Biden pada Rabu (10/4) menyatakan bahwa dukungan AS terhadap keamanan Israel sangat kuat, meskipun dia mengkritik perilaku Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza. 

AS telah berulang kali mengajukan permohonan kepada China, yang dipandang sebagai saingan global jangka panjang mereka, agar berbuat lebih banyak dalam mengatasi krisis Timur Tengah, termasuk melalui tekanan terhadap Iran, yang mendukung Hamas.

China, sebaliknya, mengkritik AS yang bias terhadap Israel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya