PBB Serukan Ketenangan Pasca Israel dan Hizbullah Saling Serang

Hampir 200.000 orang mengungsi di kedua sisi perbatasan Israel dan Lebanon menyusul eskalasi yang terjadi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Agu 2024, 10:13 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2024, 10:13 WIB
Perang Israel - Lebanon
Hizbullah bersumpah akan ikut menyerang Israel demi membantu perjuangan bangsa Palestina. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Washington, DC - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia sangat khawatir setelah Israel dan Hizbullah melancarkan serangan lintas batas terbesar mereka sejak perang di Jalur Gaza dimulai.

Pada hari Minggu (25/8/2024), jet-jet Israel menyerang puluhan lokasi di Lebanon selatan dalam apa yang disebutnya sebagai serangan pendahuluan untuk mencegah serangan yang lebih luas, dan Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel.

Guterres memperingatkan tindakan mereka membahayakan warga sipil, mengancam keamanan, dan stabilitas regional. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (27/8).

Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel, mengaku berupaya menghindari eskalasi lebih lanjut. Kedua belah pihak juga menyatakan mereka tidak tertarik pada hal itu.

Telah terjadi baku tembak hampir setiap hari di perbatasan Israel-Lebanon sejak sehari setelah dimulainya perang antara Israel versus Hamas di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023.

Hizbullah mengatakan mereka beraksi untuk mendukung Hamas. Baik Hizbullah maupun Hamas didukung oleh Iran dan dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan negara-negara lain.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 560 orang dilaporkan tewas oleh Kementerian Kesehatan Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, sementara menurut pihak berwenang 26 orang di antaranya adalah warga sipil dan 24 orang adalah militer Israel.

Serangan Israel terhadap Hizbullah dimulai sebelum fajar pada Minggu, di mana sekitar 100 jet membom ribuan peluncur roket di lebih dari 40 lokasi di Lebanon selatan. Serangan itu, menurut militer Israel, diluncurkan setelah "persiapan ekstensif" untuk serangan udara skala besar oleh Hizbullah terdeteksi.

Hizbullah mengatakan dua pejuangnya tewas dalam bersama dengan pejuang lain dari gerakan Amal yang bersekutu.

Adapun Hizbullah menuturkan bahwa serangannya pada hari yang sama telah menargetkan dan menyerang 11 fasilitas militer di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki dengan 340 roket dan "sejumlah besar" pesawat tanpa awak.

Serangan itu dikonfirmasi sebagai respons atas pembunuhan komandan militer senior Hizbullah, Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan Israel di Beirut pada 30 Juli.

Militer Israel mengklaim mereka mencegat "banyak ancaman" yang diluncurkan oleh Hizbullah dan bahwa proyektil yang mendarat menyebabkan "kerusakan yang sangat kecil".

Namun, seorang prajurit Angkatan Laut Israel dilaporkan tewas dalam pertempuran di Israel utara, di mana media lokal melaporkan dia berada di atas kapal patroli ketika rudal pencegat mengenai sebuah pesawat tanpa awak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Kabar Kesepakatan Gencatan Senjata?

Perang Israel - Lebanon
Lebih dari 100 orang tewas di pihak Lebanon sejak baku tembak dan saling serang terjadi di perbatasan kedua negara, menurut penghitungan AFP. Mayoritas korban tewas adalah milisi Hizbullah dan setidaknya 14 warga sipil, termasuk tiga jurnalis. (AP Photo/Hussein Malla)

Pada Minggu malam, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memberikan pidato di televisi kepada para pendukungnya. Dia menyatakan respons pertama kelompok yang dipimpinnya untuk pembalasan atas pembunuhan Shukr telah selesai sesuai rencana, namun dia mencatat bahwa dampaknya masih dalam penilaian.

"Jika hasilnya tidak memadai, kami berhak untuk menanggapinya di lain waktu," ujar Nasrallah.

Sementara itu, tambahnya, rakyat Lebanon "dapat merasa tenang dan melanjutkan hidup mereka karena negara tersebut telah dilanda ketegangan selama sebulan ini".

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari yang sama dalam rapat kabinet menyebutkan bahwa apa yang terjadi hari ini bukanlah akhir dari cerita.

"Kami menyerang Hizbullah dengan pukulan telak yang mengejutkan," kata Netanyahu. "Tiga minggu lalu, kami melenyapkan kepala stafnya dan hari ini kami menggagalkan rencana serangannya."

"Nasrallah di Beirut dan (Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali) Khamenei di Teheran perlu tahu bahwa ini adalah langkah tambahan dalam mengubah situasi di utara dan mengembalikan penduduk kami dengan aman ke rumah mereka."

Sekretaris Jenderal PBB menyerukan de-eskalasi segera dan agar para pihak segera kembali ke penghentian permusuhan.

Dari AS, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan menyatakan harapan bahwa peristiwa hari Minggu tidak akan menyebabkan perang regional yang melibatkannya.

"Kami telah bekerja sepanjang waktu dengan mitra dan sekutu, memindahkan aset militer, terlibat dalam diplomasi intensif baik secara publik maupun pribadi di balik layar untuk menghindari hasil itu," katanya kepada wartawan saat berkunjung ke Halifax, Kanada.

Para diplomat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kedua belah pihak telah bertukar pesan yang mengatakan bahwa tidak ada yang ingin melanjutkan hubungan lebih jauh.

Sullivan juga menyatakn bahwa pejabat AS telah "bekerja keras" dalam pembicaraan di Kairo selama beberapa hari terakhir untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata baru dan pembebasan sandera, yang diyakini Gedung Putih sebagai kunci untuk memulihkan ketenangan di perbatasan Israel-Lebanon.

Namun, sejauh ini belum ada tanda-tanda terobosan. Hamas pada hari Minggu menuturkan bahwa perwakilannya telah meninggalkan ibu kota Mesir untuk meninjau hasil perundingan, yang tidak mereka hadiri.

Sumber keamanan Mesir mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa baik Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang diajukan AS, Qatar, dan Mesir sebagai mediator.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya