Himpun Kekuatan Militer, Media Korut: PM Jepang 'Hitler` Asia!

PM Jepang Shinzo Abe dikecam Korut, atas rencana menghimpun kekuatan militer dengan alasan guna menjaga stabilitas regional.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Feb 2014, 20:58 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2014, 20:58 WIB
shinzo-abe-140204c.jpg
Kritikan pedas terhadap Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengalir dari negara tetangga, Korea Utara. Kali ini Korut mengecam tindakan Abe yang berniat menghimpun kekuatan militer dengan alasan guna menjaga stabilitas regional. Oleh sebab itulah, Korut kemudian menyebut pria yang telah menjabat Perdana Menteri Jepang sejak Desember 2012 itu sebagai 'Hitler-nya Asia'.

Seperti dimuat oleh Channel News Asia dan dimuat Liputan6.com Selasa (4/2/2014), kecaman terhadap tindakan Abe itu dilayangkan oleh sebuah media resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA) dalam sebuah editorial berjudul 'Is this the emergence of an Asian Hitler?' atau 'Apakah ini merupakan kemunculan dari Hitler Asia?'. Artikel itumenuliskan sosok PM Shinzo Abe membesar-besarkan rasa takutnya terhadap ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Sehingga dirinya mengambil langkah ,agar tindakan ekspansi militer yang dilakukan pemerintahannya mendapat pembenaran, seperti yang pernah dilakukan mendiang Hitler.

"Tak ada bedanya antara Hitler si maniak fasis yang melancarkan serangan terhadap pihak komunis untuk membenarkan perang lainnya, dan si ceroboh Abe yang menggunakan konfrontasi untuk membenarkan ambisi militer Jepang," tulis KCNA dalam editorial tersebut.

"Kelompok Sayap Kanan pimpinan Abe sedang mencoba menggeser pandangan dunia internasional kepada hal lain agar kritikan yang mengalir kepada Jepang berhenti," tambah media itu.

Tindakan terakhir Abe yang mengingatkan kita pada pemimpin Partai Nazi itu seperti yang dibeberkan KCNA, adalah tindakannya yang dianggap memanaskan hubungan regional Jepang dengan negara-negara di sekitarnya.

"Tindakan Abe yang membuat panas hubungan dengan negara-negara di sekitarnya, mengingatkan kita pada tindakan Hitler yang dengan sekuat tenaga mendorong terjadinya perang pasca Perang Dunia (PD) I di Jerman," ungkap KCNA.

Editorial yang diterbitkan KNCA itu ditulis, menyusul kritikan lain terhadap Abe yang ditulis oleh surat kabar, Rodong Sinmun pada bulan Januari 2014 lalu.

Dalam tulisannya, Rodong Sinmun menyebut pria berusia 59 tahun itu sebagai 'maniak militeris' -- sebutan untuk seseorang yang terobsesi mempersenjatai negaranya dengan senjata-senjata canggih. Sebutan bernada negatif itu dibuat setelah Abe berencana merubah Konstitusi Damai Tokyo.

Abe mengatakan pada Januari 2014 lalu, bahwa Konstitusi Damai Jepang yang dibuat pasca PD II yang membatasi pihak militer Jepang dalam mempertahankan negara akan diubah pada tahun 2020 mendatang.

Sebelumnya, Korea Utara berulang kali mengecam tindakan Jepang atas pelanggaran yang dilakukannya; klaim Jepang atas pulau milik Korut dan pendudukan Jepang atas semenanjung Korea pada tahun 1910-1045.

Tak ketinggalan, dua negara Asia Timur lainnya, China dan Korea Selatan juga mengutuk tindakan PM berusia 59 tahun yang pada bulan Desember 2013 berkunjung ke Kuil Yasukuni. Berdalih untuk memberi penghormatan terhadap tentara Jepang yang tewas dalam perang, termasuk kepada 7 perwira tinggi yang dihukum mati atas kejahatan perang yang dilakukan pada PD II.

Negara-negara tersebut menganggap kunjungan PM Abe ke kuil tersebut sebagai penghinaan terhadap korban-korban perang Jepang. (Tnt/Edo)

Baca juga:

Foto PM Jepang Bikin Korsel Berang

PM Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial Arwah `Penjahat Perang`

Sengketa Pulau, China Kecam Strategi `Perang` Jepang

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya