Liputan6.com, Jakarta UNICEF baru-baru ini melaporkan bahwa polusi udara telah merenggut nyawa banyak anak yang tinggal di daerah tercemar. Satu dari 10 kematian anak di bawah umur tiga tahun terjadi karena masalah pernapasan. Polusi udara menjadi salah satu penyebab kondisi ini.
"Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa. Polusi udara berbahaya untuk paru-paru, otak, dan sistem kekebalan tubuh yang terus berkembang. Anak-anak juga bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa," kata UNICEF yang mengeluarkan peringatan ini pada Senin, 31 Oktober lalu. Polusi udara membuat kesempatan anak untuk bisa merayakan ulang tahun kelima.
Baca Juga
UNICEF mencatat, sekitar dua miliar anak tinggal di daerah yang tinggi polusi udara luar, yang disebabkan emisi kendaraan, penggunaan bahan bakar fosil, debu, dan pembakaran limbah. Asia selatan memiliki jumlah anak yang tinggal di daerah itu paling besar, yaitu sekitar 620 juta anak. Afrika berada di posisi kedua dengan jumlah 520 juta anak. Sementara Asia Timur dan Asia Pasifik berjumlah 450 juta anak.
Advertisement
Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake di Delhi mengatakan bahwa polusi udara merupakan faktor utama kematian sekitar 600.000 anak balita setiap tahun. Sama dengan menjadi ancaman untuk kehidupan jutaan anak di tahun-tahun mendatang.
Â