Konsultan Ibadah PPIH Kiai Wazir: Jemaah Haji Sakit Bisa Niat Ihram Bersyarat di Klinik Kesehatan Madinah

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah mulai mengevakuasi jemaah yang sakit ke Makkah untuk melanjutkan rangkaian ibadah umrah dan haji.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Jun 2023, 15:24 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 15:24 WIB
Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Madinah, KH Wazir Ali melepas jemaah haji sakit yang dievakuasi ke Makkah menggunakan mobil ambulans.
Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Madinah, KH Wazir Ali melepas jemaah haji sakit yang dievakuasi ke Makkah menggunakan mobil ambulans. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah mulai mengevakuasi jemaah yang sakit ke Makkah untuk melanjutkan rangkaian ibadah umrah dan haji. Jemaah tersebut dievakuasi agar bisa bergabung bersama kloternya yang sudah lebih dulu tiba di Makkah.

Konsultan Ibadah dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, KH Wazir Ali menuturkan, seluruh jemaah haji yang berangkat dari wilayah Madinah memang seharusnya mengambil miqat makani atau tempat niat ihram umrah di wilayah Dzulhulaifah atau Bir Ali.

Namun, kata dia, ada pengecualian bagi jemaah yang tengah sakit dan dirawat di KKHI Madinah. Menurutnya, rangkaian manasik jemaah tersebut sudah dimulai dari KKHI Madinah sebelum dievakuasi ke Makkah, termasuk niat ihramnya.

"Sebenarnya ambil miqot di Bir Ali, tetapi karena sakit dan dibawa menggunakan ambulans, maka lebih aman niatnya di KKHI," ujar Kiai Wazir saat mendampingi seorang jemaah haji sakit di KKHI Madinah sebelum diberangkatkan ke Mekkah, Jumat 9 Juni 2023.

Bahkan sebelum diberangkatkan, lanjut dia, jemaah yang masih mampu melaksanakan shalat sunah ihram dipersilakan mengerjakannya di KKHI. Setelah itu, baru mengucapkan niat ihram isytirath atau bersyarat.

Niat isytirath dilakukan bagi jemaah haji yang sakit, karena jika sewaktu-waktu ada penghalang untuk meneruskan manasik umrahnya baik terjadi di perjalanan atau di Mekkah, maka boleh tahalul atau menyudahi ihramnya dan tidak dikenai dam (denda).

"Untuk kenyamanan, maka dikeluarkan blanko yang ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien dan konsultan ibadah haji, sebagai bukti atau pegangan," terang dia.

 

Ihram Sebelum Miqat Ada yang Memperbolehkan

Jemaah yang sakit dan dirawat di KKHI Madinah hari ini secara bertahap mulai dievakuasi ke Makkah untuk persiapan mengikuti rangkaian ibadah umrah dan haji.
Jemaah yang sakit dan dirawat di KKHI Madinah hari ini secara bertahap mulai dievakuasi ke Makkah untuk persiapan mengikuti rangkaian ibadah umrah dan haji. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Wazir menjelaskan, adanya blangko tersebut untuk mengantisipasi jika calhaj dirawat di klinik di rumah sakit di Mekkah, maka dengan sudah niatnya isytirath dan calhaj belum Tawaf dan Sa’i, maka nanti umrahnya dicover dengan haji, jadi niat ihram Qiran, membarengkan niat haji dan umrah sekaligus, tetapi membayar dam.

"Ihram sebelum miqat bagi sebagian ulama memperbolehkan bagi kasus tertentu," jelas Wazir Ali.

Sebelumnya, jemaah haji yang sakit dan dirawat di KKHI Madinah mulai dievakuasi ke Makkah menggunakan mobil ambulans pada Jumat 6 Juni 2023. Hingga saat ini tercatat ada 13 pasien jemaah haji yang perlu dievakuasi menuju Kota Makkah Al-Mukarramah.

Pemberangkatan jemaah haji menggunakan ambulans ini dilakukan secara bertahap mulai Jumat pagi ini waktu Arab Saudi (WAS) sampai 16 Juni 2023 mendatang.

Dalam sehari dijadwalkan ada dua kali pemberangkatan jemaah ke Makkah karena mobil ambulans yang tersedia untuk evakuasi hanya satu unit. Sementara perjalanan dari Madinah ke Mekkah membutuhkan waktu sekitar lima jam.

Sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan pergi-pulang (PP) sekitar 12 jam termasuk istirahat dua jam. Perjalanan evakuasi jemaah sakit ini akan dilakukan pada pagi dan malam.

Pada Jumat pagi kemarin, ada dua jemaah sakit yang telah dievakuasi menggunakan ambulans ke Makkah. Sementara pada pemberangkatan Jumat malam, terdapat tiga jemaah yang dievakuasi menggunakan mobil ambulans. Sehingga totalnya ada lima jemaah yang dievakuasi di hari pertama.

 

Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Dapat Layanan Prioritas Masuk Raudhah

Berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi Madinah
Tepat di sebelah makam dan mimbar Rasulullah terdapat raudhah yang biasanya digunakan jemaah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Sebelumnya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah memberikan pelayanan prioritas kepada jemaah haji lanjut usia (Lansia) dan penyandang disabilitas untuk dapat masuk ke dalam Raudhah, Masjid Nabawi.

Raudhah merupakan salah satu lokasi yang diidamkan jemaah haji untuk didatangi, tak terkecuali jemaah lansia dan disabilitas. Lokasi yang ada di antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW ini diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa.

Maka tak heran jika banyak jemaah yang rela mengantre panjang bahkan berdesakan untuk bisa masuk ke Raudhah. Karena itu, PPIH Daker Madinah Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi menyiagakan petugas di area pintu masuk raudhah.

Mereka disiagakan untuk memastikan jemaah haji Indonesia khususnya lansia dan disabilitas mendapat kesempatan masuk ke dalam raudhah. Para petugas ini bersiaga sejak dini untuk mengatur barisan jemaah agar antre sesuai dengan jadwal yang tercantum dalam tasrih mereka.

Tasrih adalah salah satu surat izin bagi jemaah haji yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi agar mereka bisa masuk ke dalam Raudhah.

 

Upayakan Semua Jemaah Haji Indonesia Bisa Masuk Raudhah

Jemaah Haji Indonesia Bisa Mulai Masuk ke Raudhah
Sejak pandemi, Pemerintah Arab Saudi memang memberlakukan tasrih kepada jemaah yang ingin masuk ke raudhah. Selain tasreh, jemaah haji juga bisa secara mandiri mendaftar masuk raudhah di aplikasi Nusuk. (Foto:Liputan6/Nafiysul Qodar)

Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi, Jasaruddin mengatakan, berbagai upaya dilakukan agar seluruh jemaah haji Indonesia bisa masuk ke raudhah, terutama lansia dan penyandang disabilitas. Jemaah seperti ini akan mendapatkan prioritas masuk Raudhah setelah tasrihnya keluar.

“Setelah mendapatkan tasrih, jemaah haji lansia dan disabilitas dalam suatu kelompok akan ditempatkan di barisan depan,” katanya, Kamis 8 Juni 2023.

Penempatan tersebut akan memudahkan mobilitas jemaah haji khususnya lansia dan disabilitas. Petugas yang disiagakan ini juga akan menjaga agar barisan dan antrean jemaah tetap teratur.

“Kami tempatkan petugas khusus. Jika waktunya jemaah haji perempuan, petugas perempuan disiapkan. Jika jemaah laki-laki, petugas laki-laki disiapkan,” tutur dia.

Selain ditata dan ditertibkan menjelang masuk Raudhah, petugas Seksus Masjid Nabawi juga memberikan edukasi kepada jemaah haji agar tidak mudah termakan rayuan oknum-oknum yang menawarkan kemudahan secara ilegal.

“Kami imbau jemaah untuk tidak tertipu dengan pihak-pihak yang mengatasnamakan siapapun dan menarik uang kepada jemaah agar bisa masuk Raudhah,” kata Jasaruddin.

Tasrih Jemaah Haji Diurus Kemenag

Jasaruddin pun meminta jemaah, jika menemukan oknum semacam itu untuk difoto identitasnya dan dilaporkan ke PPIH Arab Saudi.

"Kami pastikan, semuanya tidak dipungut biaya," ucapnya tegas.

Jasaruddin menyatakan, seluruh tasrih masuk Raudhah untuk jemaah Indonesia telah diurus pemerintah melalui Kementrian Agama (Kemenag) RI kerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi. Dia juga menegaskan bahwa masuk Raudhah gratis alias tidak berbayar.

"Tidak ada biaya. Bapak ibu jemaah jangan membayar untuk masuk Raudhah. Justru kami bantu bapak ibu agar bisa masuk Raudhah dengan tertib," katanya menandaskan.

Infografis Kuota Haji 2022 Indonesia
Infografis Kuota Haji 2022 Indonesia (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya