Liputan6.com, Jakarta Kehidupan di neraka merupakan salah satu tema yang sering dibahas dalam Al-Qur'an sebagai peringatan bagi manusia agar senantiasa mengingat konsekuensi dari perbuatan yang menyimpang dari jalan Allah SWT. Gambaran kehidupan di neraka dijelaskan dengan sangat rinci dalam kitab suci umat Islam, memberikan bayangan tentang betapa dahsyatnya siksaan yang akan dihadapi oleh para pendosa di akhirat kelak.
Baca Juga
Advertisement
Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan di neraka dengan berbagai aspek yang mencengangkan, mulai dari kondisi fisik neraka, siksaan yang ditimpakan kepada penghuninya, hingga keadaan emosional para penghuni neraka. Penjelasan mengenai kehidupan di neraka ini bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya agar mereka menjauhi perbuatan yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam siksa yang pedih.
Memahami secara mendalam tentang kehidupan di neraka sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits dapat menjadi motivasi bagi setiap Muslim untuk senantiasa menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa. Artikel ini akan mengupas berbagai aspek mengenai kehidupan di neraka berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits shahih, sebagai bahan renungan dan introspeksi diri dalam menjalani kehidupan dunia yang sementara ini.
Berikut penjelasan lengkapnya, yang telah Liputan6.com rangkum pada Kamis (13/3).
Luas dan Besarnya Neraka dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an dan hadits memberikan gambaran yang sangat mengejutkan tentang luas dan besarnya neraka. Dimensi neraka digambarkan begitu besar hingga sulit dibayangkan oleh akal manusia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari itu Neraka Jahanam didatangkan, ia mempunyai tujuh puluh ribu tali kekang, dan pada setiap tali kekang terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang akan menyeretnya."
Keluasan neraka bahkan digambarkan mampu menampung benda-benda langit seperti matahari dan bulan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud r.a., Rasulullah SAW bersabda, "Matahari dan Bulan seperti dua sapi yang diikat, kemudian dilemparkan ke neraka pada Hari Kiamat." Lebih mencengangkan lagi, dijelaskan bahwa neraka begitu luas hingga tak akan pernah penuh sampai Allah SWT sendiri yang mengakhirinya.
Sifat Abadi Siksa Neraka
Salah satu karakteristik neraka yang membuat siksanya semakin mengerikan adalah sifatnya yang abadi. Para penghuni neraka, terutama orang-orang kafir, akan menjalani siksaan yang tidak ada akhirnya.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Furqan ayat 65:
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ
Artinya: "Dan, orang-orang yang berkata, "Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal."
Ayat ini merupakan doa orang-orang beriman yang memohon perlindungan dari siksa neraka yang abadi. Kata "gharam" yang digunakan dalam ayat tersebut bermakna sesuatu yang tak terputus dan selalu melekat, menunjukkan bahwa siksa neraka tidak akan pernah berakhir bagi orang-orang yang berhak menerimanya.
Dahsyatnya Panasnya Api Neraka
Panasnya api neraka merupakan salah satu aspek yang sering digambarkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Panasnya tidak bisa dibandingkan dengan panas api di dunia, bahkan jauh melampaui panas apapun yang kita kenal di kehidupan ini.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Api kalian yang dinyalakan oleh anak-cucu Adam hanyalah satu dari tujuh puluh bagian panasnya Neraka Jahannam." Ketika para sahabat bertanya apakah itu tidak cukup, beliau menjawab, "Sesungguhnya ditambahkan enam puluh sembilan bagian, masing-masing seperti panasnya."
Perbandingan panas api dunia dan api neraka adalah 1:70, artinya api neraka 70 kali lipat lebih panas daripada api yang biasa kita temui di bumi. Bahkan jika semua api yang dinyalakan oleh umat manusia dikumpulkan, itu hanya setara dengan satu bagian dari api Neraka Jahanam.
Advertisement
Hukuman Bagi Orang Kafir di Neraka
Allah SWT telah menyediakan siksaan khusus bagi orang-orang kafir yang menolak kebenaran dan menyekutukan-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surah An-Nisa ayat 56:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا سَوْفَ نُصْلِيْهِمْ نَارًاۗ كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنٰهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Ayat ini menggambarkan bagaimana orang-orang kafir akan mengalami siksaan berupa pembakaran kulit tubuh mereka, dan setiap kali kulit tersebut hangus, Allah akan menggantinya dengan kulit yang baru agar mereka terus merasakan sakitnya azab.RetrySHlanjutkanEditAlas Tidur dan Selimut dari Api Neraka
Al-Qur'an menggambarkan bahwa penghuni neraka tidak akan mendapatkan kenyamanan sedikitpun, bahkan dalam hal beristirahat. Alas tidur dan selimut penghuni neraka terbuat dari api, sebuah gambaran yang menunjukkan betapa totalnya penderitaan yang dialami.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 41:
لَهُمْ مِّنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَّمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: "Bagi mereka (disediakan) alas tidur dari (api neraka) Jahanam dan di atas mereka ada selimut (dari api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim."
Kata "mihad" dalam ayat tersebut berarti alas tidur atau tempat berbaring, sementara "ghawasy" berarti selimut atau penutup. Kedua kata ini menggambarkan bahwa penghuni neraka dikelilingi api dari segala arah, baik dari bawah sebagai alas tidur maupun dari atas sebagai selimut. Tidak ada jalan untuk melarikan diri dari kepungan api neraka.
Kondisi ini menunjukkan bahwa para penghuni neraka tidak akan mendapatkan ketenangan atau istirahat sedikitpun. Setiap saat mereka akan terus merasakan siksaan api neraka yang membakar tubuh mereka. Gambaran ini menjadi peringatan keras bagi manusia untuk menghindari perbuatan zalim yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam neraka.
Kondisi Kehausan dan Minuman di Neraka
Penghuni neraka akan mengalami kehausan yang teramat sangat, namun minuman yang disediakan di neraka bukannya menghilangkan dahaga melainkan menambah penderitaan mereka. Al-Qur'an menjelaskan bahwa minuman penghuni neraka adalah air yang mendidih (Al-Hamim) dan nanah (Ghassaq).
Allah SWT berfirman dalam surah Maryam ayat 86:
وَنَسُوْقُ الْمُجْرِمِيْنَ اِلٰى جَهَنَّمَ وِرْدًا ۘ
Artinya: "dan Kami menggiring para pendurhaka ke (neraka) Jahanam dalam keadaan dahaga."
Kata "wirda" dalam ayat ini menunjukkan kondisi dahaga yang amat sangat. Para pendurhaka digiring ke neraka dalam keadaan sangat kehausan, namun mereka tidak akan mendapatkan minuman yang menyegarkan. Sebaliknya, minuman yang disediakan di neraka justru menambah siksaan mereka.
Mengenai Al-Hamim (air mendidih), Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Rahman ayat 44:
يَطُوْفُوْنَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيْمٍ اٰنٍۚ
Artinya: "Mereka bolak-balik di antaranya (api neraka) dan air mendidih yang sangat panas."
Sedangkan tentang Ghassaq (nanah), Allah SWT berfirman dalam surah An-Naba ayat 24-25:
لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ
Artinya: "Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah."
Bayangkan betapa menderitanya minum air mendidih dan nanah ketika sedang sangat kehausan. Minuman ini tidak akan menghilangkan rasa haus, tetapi malah menambah siksaan dengan membakar organ dalam tubuh.
Advertisement
Kedalaman dan Dimensi Neraka
Kedalaman neraka digambarkan begitu dalam hingga seseorang yang jatuh dari pinggirnya membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapai dasarnya. Hal ini menunjukkan dimensi neraka yang luar biasa besarnya.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani: "Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya. Sesungguhnya jauhnya jarak antara pinggir neraka sampai ke dasarnya seperti batu seukuran tujuh unta hamil dengan lemak dan dagingnya serta anak-anaknya yang jatuh di antara pinggiran neraka hingga mencapai dasarnya selama tujuh puluh tahun lamanya."
Selain kedalamannya, dinding neraka juga digambarkan sangat luas dan besar. Bahkan disebutkan bahwa untuk mencapai ujung dari setiap dinding tersebut, seseorang memerlukan waktu empat puluh tahun perjalanan tanpa henti. Hal ini menggambarkan betapa luasnya neraka yang tidak terbayangkan oleh akal manusia.
Ukuran yang begitu besar menambah kengerian akan siksa yang ada di dalamnya. Luasnya neraka juga menunjukkan bahwa tempat ini dipersiapkan untuk menampung banyak pendosa yang tidak bertobat selama hidup di dunia.
Suara dan Bahan Bakar Neraka
Neraka digambarkan memiliki suara yang sangat mengerikan, menambah kengerian bagi para penghuninya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mulk ayat 7:
اِذَآ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُۙ
Artinya: "Apabila dilemparkan ke dalamnya (neraka), mereka pasti mendengar suaranya yang mengerikan saat ia membara."
Kata "syahiq" dalam ayat ini menggambarkan suara teriakan atau bunyi mendidih yang menakutkan. Suara ini merupakan bagian dari siksaan yang menyeramkan bagi penghuni neraka, bahkan sebelum mereka merasakan panasnya api.
Mengenai bahan bakar neraka, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 24:
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
Artinya: "Jika kamu tidak (mampu) membuat(-nya) dan (pasti) kamu tidak akan (mampu) membuat(-nya), takutlah pada api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir."
Ayat ini menegaskan bahwa bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa batu yang dimaksud adalah batu belerang yang sangat mudah terbakar dan mengeluarkan panas yang sangat tinggi. Gambaran ini menunjukkan betapa dahsyatnya api neraka yang mampu membakar manusia dan batu sekaligus.
Alat-alat Siksa di Neraka
Al-Qur'an menyebutkan berbagai alat siksa yang digunakan untuk menyiksa penghuni neraka, di antaranya adalah belenggu, rantai, dan cambuk dari besi. Alat-alat ini menambah penderitaan para penghuni neraka selain dari api yang membakar tubuh mereka.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Haqqah ayat 30-32:
خُذُوْهُ فَغُلُّوْهُۙ ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوْهُۙ ثُمَّ فِيْ سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوْهُۗ
Artinya: "(Allah berfirman,) "Tangkap dia lalu belenggu tangannya ke lehernya. Kemudian, masukkan dia ke dalam (neraka) Jahim. Kemudian, belit dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta."
Ayat ini menggambarkan bagaimana penghuni neraka dibelenggu, kemudian dimasukkan ke dalam api neraka, dan dililit dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Belenggu dan rantai ini mencegah mereka untuk melarikan diri dari siksa neraka.
Mengenai cambuk dari besi, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hajj ayat 21-22:
وَلَهُمْ مَّقَامِعُ مِنْ حَدِيْدٍ كُلَّمَآ اَرَادُوْٓا اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ اُعِيْدُوْا فِيْهَا وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ ࣖ
Artinya: "Untuk mereka (azab berupa) cambuk dari besi. Setiap kali hendak keluar darinya (neraka) karena tersiksa, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan,) "Rasakanlah azab (neraka) yang membakar ini!"
Ayat ini menjelaskan bahwa penghuni neraka dicambuk dengan cambuk dari besi. Setiap kali mereka mencoba melarikan diri dari siksa neraka, mereka dikembalikan ke dalamnya dan disuruh untuk terus merasakan siksa api neraka.
Advertisement
Gunung dan Aroma di Neraka
Di neraka terdapat gunung-gunung berapi yang menjadi tempat siksaan tambahan bagi penghuninya. Rasulullah SAW telah menggambarkan salah satu gunung di neraka dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:
"Di neraka terdapat sebuah gunung api yang bernama Saud. Para penghuni neraka akan ditumpuk di atasnya selama tujuh puluh tahun. Kemudian, mereka dijatuhkan dari puncaknya selama tujuh puluh tahun juga. Dan, untuk mendaki puncak gunung tersebut membutuhkan waktu selama tujuh puluh tahun, begitu juga menuruninya."
Hadits ini menggambarkan betapa besarnya gunung tersebut, sehingga membutuhkan waktu tujuh puluh tahun untuk mendaki dan menuruninya. Para pendosa akan ditumpuk di atas gunung itu selama tujuh puluh tahun, kemudian dijatuhkan dari puncak gunung selama tujuh puluh tahun juga. Sebuah siksaan yang berkelanjutan dan tak berakhir.
Adapun aroma neraka digambarkan sangat busuk dan menjijikkan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:
"Seandainya satu timba berisi nanah yang baunya busuk yang mengalir dari penghuni neraka menimpa kehidupan dunia, niscaya seluruh penduduk dunia akan menjadi busuk baunya."
Hadits ini menunjukkan betapa busuknya aroma yang ada di neraka, sehingga jika setimba nanah dari penghuni neraka dikeluarkan ke dunia, maka seluruh penduduk dunia akan tercium baunya. Ini menambah penderitaan bagi penghuni neraka yang tidak hanya merasakan sakit dari siksaan fisik, tetapi juga harus mencium bau busuk yang luar biasa.
Kelaparan di Neraka
Penghuni neraka juga akan mengalami kelaparan yang amat sangat, namun makanan yang disediakan di neraka bukannya menghilangkan lapar melainkan menambah siksaan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:
"Rasa lapar akan ditimpakan kepada para penghuni naraka. Rasa lapar yang mereka alami itu sudah menyamai azab di neraka. Mereka akan meminta tolong untuk diberi makanan. Mereka diberi makanan berupa pohon berduri yang tidak menggemukkan dan tidak juga menghilangkan rasa lapar. Mereka kembali minta diberi makanan, lalu mereka diberi makanan yang menyumbat di kerongkongan. Mereka teringat kalau ada makanan yang tersendat di kerongkongan ketika masih di dunia, maka mereka menghilangkannya dengan cara minum air. Mereka pun minta minum. Diangkatlah air yang mendidih untuk mereka dengan besi pengait. Ketika telah dekat di wajah mereka, maka air mendidih itu memanggang wajah mereka. Jika air itu telah sampai di perut, maka cairan itu akan memotong-motong isi perut mereka."
Hadits ini menggambarkan betapa menderitanya penghuni neraka. Rasa lapar yang mereka alami tidak akan terpuaskan meskipun diberikan makanan. Makanan di neraka berupa pohon berduri yang tidak menggemukkan dan tidak juga menghilangkan lapar. Bahkan, makanan tersebut akan menyumbat kerongkongan mereka.
Ketika mereka meminta air untuk menghilangkan sumbatan di kerongkongan, mereka diberikan air mendidih yang memanggang wajah dan memotong-motong isi perut mereka. Ini menunjukkan bahwa segala yang ada di neraka dirancang untuk memberikan penderitaan, bukan kenyamanan.
Advertisement
Malaikat Penjaga Neraka
Neraka dijaga oleh malaikat-malaikat yang sangat keras dan kasar terhadap para penghuninya. Malaikat-malaikat ini diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiksa para penghuni neraka dengan tanpa rasa kasihan.
Allah SWT berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Kata "ghiladzun syidaad" dalam ayat ini menggambarkan sifat malaikat penjaga neraka yang sangat keras dan kasar. Mereka tidak akan merasakan kasihan sedikitpun terhadap penghuni neraka, dan akan melaksanakan perintah Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Malaikat-malaikat ini tidak akan membantah perintah Allah sedikitpun, melainkan melaksanakannya dengan penuh ketaatan.
Jembatan Shirath di Atas Neraka
Jembatan shirath adalah jembatan yang terbentang tepat di atas neraka Jahanam. Jembatan ini memiliki karakteristik yang sangat menakutkan: lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, lebih gelap dari malam, dan sangat licin.
Terdapat beberapa kelompok manusia yang akan melewati shirath dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung amal perbuatan mereka:
- Kelompok pertama akan melewati shirath dengan kecepatan seperti kilat yang menyambar.
- Kelompok kedua akan menyeberang shirath seperti angin yang berhembus kencang.
- Kelompok ketiga akan melintasi shirath secepat burung yang terbang.
- Kelompok keempat akan melaluinya seperti kuda pacu yang berlari.
- Kelompok kelima akan berjalan cepat ketika menyeberangi shirath.
- Kelompok keenam akan bergerak melewati shirath seperti hewan ternak yang berlari.
- Kelompok ketujuh akan menyeberanginya dengan berlari selama sehari semalam penuh.
Jembatan shirath memiliki tujuh pos, dan tiap pos memiliki jarak perjalanan yang sangat jauh. Orang-orang yang memiliki amal baik akan lebih mudah dan cepat dalam menyeberangi jembatan ini, sementara orang-orang yang memiliki banyak dosa akan kesulitan dan bahkan terjatuh ke dalam neraka Jahanam yang berada di bawahnya.
Tingkatan dalam Neraka
Neraka tidak hanya terdiri dari satu tingkat, melainkan memiliki beberapa tingkatan yang berbeda-beda, baik dalam hal panas maupun siksa bagi para penghuninya. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 145 mengenai para munafik yang akan ditempatkan di tingkatan paling bawah neraka:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."
Berdasarkan berbagai kitab tafsir, berikut adalah nama-nama dari tujuh tingkatan neraka:
- Tingkat pertama: Jahanam
- Tingkat kedua: Lazha
- Tingkat ketiga: al-Huthamah
- Tingkat keempat: as-Sa'ir
- Tingkat kelima: Saqar
- Tingkat keenam: Jahim
- Tingkat ketujuh: Hawiyah
Setiap tingkatan neraka memiliki tingkat panasnya masing-masing, dan disiapkan untuk golongan pendosa yang berbeda. Semakin berat dosa seseorang, semakin dalam tingkatan neraka yang akan ditempatinya. Orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah karena kemunafikan dianggap sebagai dosa yang paling berat di sisi Allah SWT.
Demikianlah gambaran kehidupan di neraka sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW. Penjelasan mengenai neraka ini merupakan bentuk peringatan dan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya, agar mereka selalu berusaha menjauhi perbuatan yang dapat menjerumuskan ke dalam siksa neraka.
Dengan memahami gambaran kehidupan di neraka, diharapkan kita dapat meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT, serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan dosa yang dapat membawa kita ke dalam siksa neraka yang pedih.
Advertisement
