Liputan6.com, Jakarta - Temu giring yang mempunyai nama latin Curcuma heyneana Valeton dan Zijp merupakan salah satu bahan utama dari produk kosmetik, lulur untuk perawatan tubuh itu mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Selain berfungsi mencerahkan kulit, ataupun antiaging, temu giring ternyata memiliki khasiat sebagai imunomodulator.
Kandungan senyawa organik yang penting dari rimpang temu giring seperti kurkuminoid, seskuiterpen, minyak atsiri, flavonoid maupun tannin mengakibatkan tanaman ini berpotensi sebagai imunomodulator. Inilah yang juga menjadi alasan temu giring menjadi salah satu bahan untuk jamu bersalin.
Baca Juga
Dari jurnal ilmiah berjudul "Efek Imunomodulator dari Ekstrak Etanol dan Fraksi Etil Asetat Curcuma Heyneana Valeton dan Zijp: Pendekatan Protein Vanilloid Reseptor Transien" yang dipublikasikan melalui situs Cell, Senin, 28 Agustus 2023, disebutkan bahwa khasiat sebagai imunomodulator pada temu giring yang dimaksudkan adalah bahan atau senyawa yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh atau imunitas seseorang, baik itu menaikkan atapun menurunkan.
Advertisement
Dijelaskan apabila pengaruh senyawa tersebut menaikkan imunitas atau meningkatkan daya tahan tubuh seseorang berarti sifatnya imunostimulan. Tapi sebaliknya, kalau bahan itu dapat menurunkan imunitas atau menekan daya tahan tubuh seseorang berarti bersifat imunosupresan.
Mengutip dari jurnal Kajian Etnobotani dalam Tradisi Minum Jamu Madura: Jamu Khusus Kesehatan Ibu dan Anak, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, jamu bersalin tersebut memakai bahan-bahan seperti daun sirih, kunir, temu ireng, kunci pepet, bengle, kayu pucuk, kayu senlok, kencur, cengkeh, pala, adas, kayu dlembok, paka, jeruk purut, manis jangan, jintan hitam, kencur, kunir, temu giring, bengle, krangehan, ada pula daun kemukus, brotowali, widoro laut, doro putih, babakan pule, temulawak, serta tambahan madu.
Jamu bersalin ini biasa diminum setelah masa persalinan atau nifas yang bertujuan untuk membersihkan darah kotor sehabis melahirkan. Ramuannya juga dipercaya bisa memulihkan lagi energi ibu pasca-melahirkan.
Temu Giring Sebagai Antioksidan, Antikanker dan Antiimflamasi
Tanaman herbal ini memiliki banyak bioaktivitas, seperti antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi. Oleh karenanya, ramuannya dipercaya bisa membuat peminumnya awet muda.
Dijelaskan bahwa zat anti-penuaan meliputi pengamatan penampilan visual. Perubahan morfologis pada konstitusi fisik, penampilan, dan kulit adalah indeks sederhana untuk mengukur penuaan. Selain itu, temu giring yang merupakan salah satu spesies dari genus Curcuma ini juga digunakan dalam pengobatan penyakit seperti kanker dan peradangan.
Kandungan kimianya antara lain germacrone, dehydrocurdione, isocurcumenol, curcumenol, curcumanolides A and B, zerumbone, oxycurcumenol, dan zedoarondiol. Dalam pengujian in vitro dalam penelitian tersebut, semua ekstrak temu giring menunjukkan penghambatan tirosinase dan pengujian penghambatan kolagenase.
Curcuminoid (CUR), prinsip aktif dari genus Curcuma, menunjukkan aktivitas antioksidan, penghambat tirosinase, dan penghambat kolagenase lebih besar dari semua ekstrak temu giring. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa aplikasi topikal dari ekstrak kasar Curcuma heyneana menghasilkan efek perbaikan yang signifikan pada kerusakan struktur kulit akibat sinar UV. Kandungan total CUR berkorelasi dengan aktivitas anti-penuaan temu giring.
Advertisement
Jamu Awet Muda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa temu giring tak hanya mengandung senyawa antioksidan dan memiliki aktivitas anti-aging yang kuat, sehingga dapat digunakan sebagai kandidat obat anti-aging atau phyto-cosmeceutical. Selain temu giring, ada bahan jamu lain yang juga dikenal sebagai ramuan awet muda.
Bahan tersebut adalah rimpang kunyit, yang biasanya memang diolah bersama temu giring untuk menjadi jamu. Mengutip buku Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd edition, dilansir dari situs web Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), 29 Januari 2023, kunyit punya sejarah panjang dalam pemanfaatannya sebagai obat, hampir empat ribu tahun lalu.
Di Asia Tenggara, kunyit tidak hanya digunakan sebagai bumbu utama, namun juga komponen dalam upacara keagamaan. Pengobatan modern pun mulai menyadari pentingnya kunyit, seperti yang ditunjukkan lebih dari tiga ribu publikasi yang berhubungan dengan kunyit dalam 25 tahun terakhir.
Salah satunya, jamu disebut sebagai agen anti-aging karena kandungan kurkuminnya. Mengutip Healthline, kurkuim, yang adalah senyawa aktif utama pada kunyit, telah terbukti memiliki sifat pelindung seluler yang kuat, yang dikaitkan dengan efek antioksidannya yang kuat.
Asupan Kunyit Membuat Awet Muda
Sebuah proses yang disebut penuaan seluler terjadi ketika sel berhenti membelah. Seiring bertambahnya usia, sel-sel tua menumpuk, yang dipercaya dapat mempercepat penuaan dan perkembangan penyakit.
Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin mengaktifkan protein tertentu yang membantu menunda penuaan sel, membuat seseorang tidak hanya awet muda, namun juga memperpanjang usianya. Senyawa utama dalam kunyit ini telah terbukti dapat menunda penyakit dan meringankan gejala penyakit berkaitan dengan usia.
Catatan dari studi ini pula yang kemudian membuat asupan kunyit dikaitkan dengan penurunan risiko penurunan kognitif terkait usia pada manusia. Dalam pengobatan tradisional, kunyit telah digunakan dalam pengobatan terapeutik selama berabad-abad di berbagai belahan dunia.
Dalam praktik Ayurveda, pengobatan alternatif India kuno, kunyit dianggap mempunyai banyak khasiat obat, termasuk memperkuat energi tubuh secara keseluruhan, menghilangkan gas dan cacing, memperbaiki pencernaan, melancarkan menstruasi, melarutkan batu empedu, juga meredakan radang sendi.
Di samping itu, negara-negara Asia Selatan pun menggunakannya sebagai antiseptik pada luka, luka bakar, dan memar, serta sebagai agen antibakteri. Di Pakistan, itu digunakan sebagai agen anti-inflamasi dan sebagai obat untuk ketidaknyamanan gastrointestinal terkait sindrom iritasi usus besar serta gangguan pencernaan lain.
Advertisement