KPK: Tindakan Pencegahan Korupsi Selalu Dianggap Kurang Seksi

Laode prihatin dengan indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2016 ada pada poin 37.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2017, 07:13 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 07:13 WIB
OTT KPK Terhadap Ketua Pengadilan Tinggi Manado
Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (7/10). KPK melakukan OTT terhadap Ketua Pengadilan Tinggi Manado SDW dan Anggota DPR Komisi XI dari Fraksi Golkar AAM serta tiga orang lainnya. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif berbagi pengalamannya terkait pencegahan tindak korupsi. Satu hal yang mengganggunya adalah pencegahan yang tidak banyak menjadi perhatian masyarakat. Padahal, mencegah korupsi butuh biaya lebih banyak dari pada penindakan

"Wartawan selalu bertanya soal penindakan, kapan itu ditangkap. Tindakan pencegahan korupsi selalu kurang seksi. Padahal, pencegahan lebih baik dari penindakan," sebut Laode dalam acara "Pembukaan Anti-corruption Teacher Supercamp 2017 dan Seminar Pendidikan Antikorupsi dalam Perspektif Agama Islam", di Gedung KPK, Senin, 13 November 2017

Laode bercerita, ketika menempuh pendidikan S2 di Australia, dia berfoto bersama dosennya saat Dies Natalis. Dia pun mencetak foto itu sebagai hadiah. Namun, sang dosen malah mengganti uang cetak foto tersebut.

"Saat itu saya ditanya berapa harganya. Sebagai orang Makassar saya tersinggung. Itu cuma 75 sen 1 lembar," kata Laode.

Di kemudian hari, dosen Laode menjelaskan alasan penolakan hadiah tersebut dan mengganti uang cetak meskipun tidak seberapa.

"Begini Syarif, kamu itu anak bimbingan saya. Saya tidak mau bias melihat pekerjaan kamu, makanya saya kembalikan uang kamu," kata Laode menirukan dosennya.

Laode pun akhirnya mengerti bahwa tindakan pemberian hadiah yang dilakukannya bisa disalahartikan. Selain itu, korupsi, kolusi serta nepotisme dapat tumbuh dari hal-hal kecil seperti itu.

"Itu ukuran integrity. Dia takut bias atau tidak adil menilai anak didiknya," kata Laode.

 


Mencari Rumus Mencegah Korupsi

Dia juga prihatin dengan indeks persepsi korupsi Indonesia pada 2016 ada pada poin 37, dari 100.

Laode mengatakan, "Kalau punya murid nilainya segitu naik kelas atau enggak? Dari Skandinavia, New Zealand, Singapura. Top 10 itu-itu saja. Tahun 2016 Denmark juara satu".

Laode pun mencari tahu rumus negara-negara tersebut untuk mencegah korupsi. Orang-orang di negara itu, tidak rajin beribadah. Bahkan, gereja-gereja di Denmark banyak yang tutup dan menjadi museum. Dia pun menemukan jawabannya.

"Dari kecil, kami diajari bahwa kalau itu barang publik, tidak boleh diakui atau dimiliki. Misalnya kapur tulis atau spidol di kelas. Karena kami diajari itu uang rakyat. Karena itu uang seluruh Denmark," kata Laode mengulang perkataan orang Denmark.

Laode juga berkisah soal perilaku menyontek di kelas. Di Indonesia, menyontek sudah menjadi hal yang biasa.

Karena kebiasaan itu, ketika dia menjadi dosen di Sidney, dia mengatur posisi duduk mahasiswanya agar tidak menyontek. Tapi yang terjadi, dia diprotes mahasiswa.

"Saya bilang hari ini ujian. Supaya jujur dan enggak ada yang nyontek. Ada dua orang yang marah. Katanya, jangan kebiasaan di negeri Anda dibawa kemari," ujar Laode.

Karena hal itu pun, ia hampir tidak bisa mengajar karena dilaporkan ke dekan. Dia dianggap meremehkan kejujuran mahasiswa di kampus tersebut.

"Kamu tahu kalau cheating itu crime? Saya hanya ingin menjaga, kata saya. Tapi dibilang tidak boleh, karena itu meremehkan integritas mahasiswa," terang Laode.

Dia mengatakan, perilaku menyontek ini sangat berpengaruh pada kejujuran seseorang yang merupakan dasar pencegah tindak korupsi. Laode berharap Indonesia dapat mengambil pelajaran bahwa pencegahan korupsi sejak dini sangat penting.

"Sepuluh tahun lagi kita sejajar Denmark-lah. Atau dua tahun lagi menyalip Malaysia," ujar Laode.

(Andri Setiawan)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya