Di Parlemen Pakistan, Jokowi Bicara Demokrasi hingga Palestina

Dalam pidatonya di parlemen Pakistan, Presiden Jokowi menyerukan kemerdekaan Palestina.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Jan 2018, 08:41 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2018, 08:41 WIB
jokowi
Jokowi Disambut Presiden Pakistan Mamnoon Hussain di Bandara Islamabad, Jumat (26/1/2018). (Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Islamabad - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbicara di National Assembly of Pakistan pada Jumat malam, 26 Januari 2018. Dalam pidatonya, dia menyampaikan banyaknya manfaatnya menggunakan demokrasi.

Dengan demokrasi, stabilitas politik di Indonesia dapat terjaga, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat di atas 5% setiap tahun, dan ekonomi Indonesia merupakan salah satu dari 20 terbesar di dunia.

"Sebagai presiden keyakinan saya sangat kuat bahwa demokrasi merupakan cara yang paling tepat untuk melayani kepentingan masyarakat kita. Demokrasi memberikan ruang bagi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan," ujar Jokowi, seperti dalam keterangan tertulis dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Dia juga memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi ini dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan yang berkeadilan terus menjadi prioritas.

Selain itu, Presiden mengatakan, yang diperlukan adalah komitmen kuat semua elemen bangsa, komitmen untuk bertoleransi agar kemajemukan terjaga, serta komitmen untuk saling menghormati agar demokrasi berfungsi dengan baik.

Di awal sambutannya, Jokowi menyampaikan bahwa menjadi kehormatan baginya dapat berbicara di depan sidang Joint Session of the Parliament hari ini.

Pada 26 Juni 1963, Presiden Sukarno berbicara di depan Parlemen Pakistan dan saat itu Sukarno menggelorakan semangat melawan kolonialisme dan menggelorakan semangat kerja sama negara-negara yang baru merdeka.

"55 tahun kemudian, Presiden Republik Indonesia kembali mendapatkan kehormatan untuk berbicara di depan Parlemen Pakistan. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menggelorakan kerja sama kerja sama untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia," kata Jokowi.

 

Serukan Dukung Palestina

20160307- Indonesia dan Pakistan Bahas Perdamaian Palestina-Israel-Jokowi- Manoon Hussain-Jakarta-FF
Suasana Pertemuan antara Indonesia dengan Pakistan di sela KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, Senin (7/2/2016). Pertemuan membahas peranan negara Islam dalam proses perdamaian Palestina-Israel. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia mengatakan, persahabatan Indonesia dan Pakistan bukan persahabatan yang baru terjadi kemarin. Indonesia tidak akan melupakan dukungan rakyat Pakistan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Sebagai wujud penghargaan, pada 17 Agustus 1995, bertepatan dengan perayaan 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia Republik Indonesia, menganugerahkan Bintang Kelas 1 Adipurna kepada Bapak Bangsa Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, atas jasa-jasa Almarhum mendukung kemerdekaan Indonesia," ujar Presiden.

Selain persahabatan, banyak sekali kesamaan di antara dua negara, yaitu Indonesia dan Pakistan adalah dua negara berpenduduk Muslim yang besar.

"Kita sama-sama menjadi negara anggota D-8, sesama negara OKI, sesama negara Non-Blok, kita sama-sama inisiator Konperensi Asia Afrika dan yang tidak kalah penting, kita sama-sama negara demokrasi," kata Jokowi.

Indonesia juga merupakan dua negara yang terus konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.

"Melalui Forum ini, saya kembali menyerukan agar kita terus memberikan dukungan bagi Saudara-saudara kita di Palestina. Mari kita terus dukung perjuangan Palestina!" ucapnya.

Jokowi menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sekitar 87% dari 260 juta penduduk Indonesia, yang berarti 226,2 juta penduduk adalah Muslim.

"Sebagaimana Pakistan, selain rumah untuk umat Islam, Indonesia juga menjadi rumah bagi Umat Hindu, Katolik, Kristen, Buddha dan lainnya. Indonesia adalah negara yang majemuk," tutur Jokowi.

Dia bersyukur, walaupun Indonesia sangat majemuk dengan jumlah penduduk yang cukup besar dengan jumlah pulau yang lebih dari 17.000 dengan 1.340 etnis, RI masih dapat menjaga kesatuannya.

"Bhinneka Tunggal Ika, itulah moto kehidupan berbangsa kami. Kami juga bersyukur bahwa kami dapat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis. Semua orang memahami bahwa mengelola kemajemukan bukanlah hal mudah, menjalankan demokrasi juga bukan hal mudah," kata Jokowi.

Hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.

Sebelum tiba di National Assembly of Pakistan, Presiden Jokowi terlebih dahulu mengikuti upacara peletakan karangan bunga di Monument Wall of Unsung Heroes.

Saat tiba di National Assembly of Pakistan, Presiden disambut Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi, Ketua Senat dan Ketua Parlemen Pakistan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya